Washington (ANTARA News) - Sebagian besar warga Amerika Serikat mendukung penarikan tentaranya dari Irak pada musim gugur 2008, tetapi menolak memotong dana bagi 140.000 tentara di negara itu, kata jajak pendapat terbitan Selasa. Jajak pendapat Gallup-"USA Today" tersebut muncul saat Partai Demokrat mengajukan rancangan undang-undang mengikatkan pembiayaan untuk perang itu dengan jadwal penarikan pasukan tempur Amerika Serikat dari Irak menjelang 31 Agustus 2008, yang dijadwalkan diputuskan pekan ini. Dari 1.007 petanggap dalam jajak pendapat ahir pekan itu, 60 persen mendukung penarikan tentara dari Irak pada 2008, namun 61 persen menolak memotong pembiayaan bagi tentara itu, yang menghadapi pemberontakan keras, yang menewaskan ratusan orang seminggu. Limapuluh tiga persen petanggap percaya bahwa pemberontakan bertambah besar jika jumlah tentara Amerika Serikat di ibukota rawan negeri itu berkurang. Tentara Amerika Serikat berada di sana sejak negara adidaya itu memimpin serbuan pada 2003 untuk menggulingkan Presiden Saddam Hussein. Presiden George W Bush bersumpah memveto rencana Partai Demokrat jika mengajukan jadwal penarikan. Kalangan Republikan meminta waktu untuk mengatur pengembangan pasukan Bush guna memadamkan kekerasan yang meningkat di Irak. Usul jadwal penarikan itu dimasukkan ke dalam pengeluaran perang senilai 121,6 miliar dolar (sekitar satu biliun ru[iah) rancangan undang-undang ajuan Dewan Perwakilan Rakyat, yang dikuasai Demokrat, Jumat dan sudah diteruskan ke Senat untuk dibahas. Jajak pendapat itu menunjukkan 34 persen penrimaan atas siasat Bush di Irak. Limapuluh enam persen berpikir Amerika Serikat sejak awal "salah" dalam mengirim tentara ke Irak. Sementara itu, survai lain oleh lembaga jajak pendapat Zogby menunjukkan sebagian besar orang Amerika Serikat -- hampir tiga perempat -- percaya Iran memberi bantuan ketentaraan kepada pejuang di negara tetangganya, Irak. Tetapi, 45 persen dari yang ditanya menyatakan mendukung pejuang Irak tidak cukup menjadi sebab bagi tindakan tentara Amerika Serikat terhadap Iran. Lebih dari sepertiga mendukung tindakan itu. Jajak pendapat Zogby memperlihatkan 59 persen melihat Iran sebagai ancaman, sementara 14 persen untuk Korea Utara dan masing-masing empat persen untuk Irak dan Afganistan. Sebagian besar dari 68 persen percaya Amerika Serikat sebaiknya memakai diplomasi untuk berunding dengan Iran mengenai kegiatan nuklirnya, yang Barat takutkan untuk membuat bom atom. Teheran bersikeras bahwa kegiatan itu untuk membangkitkan tenaga listrik untuk maksud damai. Jajak pendapat tersebut memperlihatkan 39 persen petanggap Amerika Serikat percaya bahwa Iran ingin membuat bom. Serangan bom menewaskan lima tentara Amerika Serikat di Irak, kata tentara negara adidaya itu Senin di tengah laporan bahwa Dutabesar Amerika Serikat mengadakan perundingan tahun lalu dengan kelompok pejuang Sunni dalam rangka meredakan pemberontakan di negara tersebut. Korban terahir itu membuat Amerika Serikat kehilangan 3.234 tentaranya sejak pasukan asing pimpinannya menyerang Irak pada Maret 2003, kata kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon. Serbuan itu dilakukan dengan alasan Saddam menyimpan senjata pemusnah dan berhubungan dengan kelompok Al-Qaidah, yang dituduh Amerika Serikat bertanggungjawab atas serangan terhadap negara itu pada 2001, yang meratakan menara kembar World Trade Center dengan tanah. Tuduhan itu ternyata tidak terbukti. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007