Istanbul, Turki (ANTARA News) - Dewan Pendidikan Tinggi Turki, Selasa, memerintahkan pengunduran diri 1.577 dekan dari seluruh universitas, menurut televisi negara TRT, sebagai bagian dari aksi pembersihan luas di puluhan lembaga negara setelah upaya kudeta yang gagal.

Pengunduran diri itu diharuskan baik di universitas negeri maupun swasta, menurut laporan TRT.

Pemerintah telah berjanji bahwa mereka yang berada di balik kudeta militer yang gagal pada 15 Juli akan membayar harga yang mahal setelah lebih dari 200 orang tewas. Secara terpisah, kantor berita negara Anadolu mengatakan, 399 karyawan Kementerian Keluarga dan Kebijakan Sosial Turki telah dilucuti tanggung jawabnya.

Ribuan lainnya telah ditangguhkan dari kepolisian, militer, Departemen Keuangan Turki dan posisi sektor publik lain.

Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada pekan lalu mengatakan pemerintah berfungsi dan ia tetap memangku jabatan, setelah negara itu dilanda kudeta pada malam sebelumnya.

Di dalam pidato kedua yang disampaikan di Bandar Udara Istanbul dalam waktu kurang dari dua jam, dia mengatakan Angkatan Bersenjata Turki tidak dan tak bisa memerintah Turki.

Erdogan berikrar akan mengakhiri operasi terhadap perencana kudeta untuk mempertahankan militer agar "tetap bersih".

Di dalam pernyataan yang disiarkan melalui televisi segera setelah ia mendarat di Bandar Udara Internasional Ataturk, di Istanbul, Erdogan mengatakan Kota Pelancongan Marmaris di bagian barat-daya Turki dibom sebab para penyerang mengira ia "masih berada di sana".

Erdogan berikrar akan mengakhiri operasi terhadap perencana kudeta di dalam militer, dan mengatakan, "Militer kami bersih dan tak seorang pun dapat membahayakannya."

Ia menuduh upaya kudeta di negerinya dilakukan oleh gerakan yang dipimpin oleh tokoh Turki Fethullah Gulen --yang kini tinggal di Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat.

Ankara telah menuduh gerakan itu mengoperasikan negara paralel dan berusaha menggulingkan pemerintah Turki.

"Mereka mendapat perintah dari Pennsylvania," kata Erdogan --yang merujuk ke satu "kelompok minoritas" di dalam militer sebagai bagian dari "struktur paralel".

"Pada hari ini, tindakannya adalah pemberontakan. Yang mereka lakukan adalah pengkhianatan," katanya. Ia menyeru semua prajurit agar tidak "mengarahkan senjata ke arah ibu kalian" dan "terhadap bangsa".

Dia juga mengungkapkan sekretaris jenderalnya dibawa pergi. "Apa yang akan kalian lakukan dengan sekretaris jenderal saya?" katanya.

Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, telah mengatakan sebagian besar situasi di Ankara terkendali dan 120 orang ditangkap.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016