Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak generasi muda meramaikan dunia maya dengan konten damai untuk mengimbangi propaganda kelompok radikal.

"Kalau tidak kita imbangi dan lawan dengan konten kedamaian, maka kelompok minoritas dengan konten negatif itu akan unggul," kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen (TNI) Abdul Rahman Kadir sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Abdur Rahman mengemukakan hal itu saat menutup Workshop Pelatihan Duta Damai Dunia Maya Yogyakarta 2016 yang digelar selama tiga hari, 19-21 Juli, di Yogyakarta.

"Intinya, ayo bekerja keras dan tidak tinggal diam menghadapi proganda radikal terorisme di dunia maya," kata mantan Sestama BNPT itu.

Workshop itu diikuti peserta 60 orang yang terbagi dalam tiga kelompok, yaitu IT 10 orang, DKV 20 orang, dan blogger 30 orang.

Selain dibekali pengetahuan membuat tulisan, meme, dan video, peserta juga dibekali motivasi oleh seniman Dik Doank dan mantan teroris Ali Fauzi Manzi. Mereka juga dibekali pengetahuan menggunakan media sosial yang efektif dari Twitter Indonesia Agung Yudha.

Workshop itu menghasilkan lima website damai, yaitu www.satu.dutadamai.id, www.ayog.dutadamai.id, www.gabung.dutadamai.id, www.pojok.dutadamai.id, www.jihadis.dutadamai.id. Kelima website itu terintegrasi dengan portal damai BNPT yang dikelola oleh Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Tahun ini, kata Abdul Rahman, Pelatihan Duta Damai Dunia Maya dilaksanakan di lima kota. Sebelum di Yogyakarta telah digelar tiga pelatihan di Medan, Makassar, dan Jakarta. Ia berharap tahun depan bisa menggelar kegiatan serupa di banyak kota lainnya.

Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT Kolonel TNI Dadang Hendrayudha menambahkan duta damai dunia maya akan terhubung dengan grup messengers antara PMD dan duta damai dalam rangka berbagi informasi dan konten. Selain itu, komunikasi aktif akan terjalin demi menggaungkan perdamaian melalui dunia maya.

"Harapannya kelima website Yogyakarta ini bisa langsung eksis dan lebih kreatif dibandingkan rekan-rekan sebelumnya di Medan, Makassar, dan Jakarta," kata Dadang.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016