Kota Gaza, (ANTARA News) -  Pada hari ke-11 serangan ke Gaza, tentara Israel mendapat perlawanan sengit di kota Gaza dan HAMAS makin jauh menembakkan roket ke dalam wilayah Israel.

AFP melaporkan,  jumlah warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel sudah lebih dari 660 jiwa dan 2.950 cedera. Negara-negara Arab mendesak lahirnya Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk serangan itu.

PBB menuntut penyelidikan atas sekolah UNRWA (badan PBB untuk bantuan Palestina) yang dihancurkan tank dan pesawat Israel.

Setidak-tidaknyanya 43 orang sedang mengungsi di sekolah Jabaliya di utara Gaza terbunuh, kata pihak layanan darurat.

PBB menyatakan sedikit-dikitnya 30 tewas dan 55 luka.
Sebelumnya,  dua warga Palestina tewas  ketika sebuah bom menghantam sekolah di Khan Yunis, Gaza selatan. Tiga lainnya tewas dalam serangan udara ke sekolah Shati di kamp pengungsian di Gaza.

Koordinator Kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina Maxwell Gaylard mengatakan Israel telah memiliki koordinat GPS (global positioning system) atas semua bangunan PBB di Gaza - termasuk sekolah-sekolah.

"Rumah maupun tempat penampunan PBB sudah tidak aman bagi rakyat sipil," katanya lalu menyerukan adanya penyelidikan atas kasus tersebut.

 "Jika hukum kemanusiaan internasional sudah dilanggar, pelakunya arus dimintai pertanggungjawaban, " katanya.

Pertempuran sengit terjadi di Kota Gaza dan sekitarnya yaitu di  Deir al-Balah serta Bureij. Satu serangan udara Israel menewaskan 12 orang dari suatu keluarga besar, tujuh di antaranya masih anak-anak.

Militer Israel mengatakan 35 roket HAMAS ditembakkan ke wilayah mereka dan satu yang paling jauh masuk hingga 45 kilometer dari perbatasan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009