Jeddah (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan negara-negara Timur Tengah yang tergabung dalam KTT Liga Arab, tidak mempersoalkan sikap Indonesia yang mendukung Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1747 mengenai sanksi terhadap masalah nuklir Iran. "Apa yang kita perkirakan semula di tanah air terhadap kemungkinan munculnya sikap sinis dari negara-negara Arab kepada Indonesia ternyata diluar dugaan. Malah beberapa kepala negara yang saya temui melihat sikap kita itu positif," ujar Wapres setelah melaksanakan ibadah umroh di Mekkah, Jumat pagi (jam 01.00 waktu Saudi dan 05.15 WIB). "Kelihatannya, negara-negara Arab juga takut kalau nantinya Iran akan menggunakan senjata nuklir militer dalam membela suatu negara tertentu atau dalam konfrontasi langsung dengan salah satu negara di Timur Tengah," tegas Kalla. Lebanon misalnya memuji sikap Indonesia yang khawatir akan munculnya ketegangan baru di negaranya dimasa mendatang, mengingat salah faksi di negaranya juga dibantu Iran, tambahnya. Indonesia sebenarnya setuju Iran mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai , sehingga yang tidak didukung hanya pengayaan bahan baku nuklir untuk membuat senjata. "Kita mendukung pengesahan Resolusi Dewan Keamanan soal penambahan sanksi kepada Iran, namun pada saat yang sama menyatakan dukungannya terhadap hak Iran untuk mengembangkan nuklir bagi tujuan damai," ujar Kalla dengan tegas . Seiring dengan keluarnya Resolusi Dewan Keamanan PBB , Indonesia meminta Iran untuk melakukan langkah-langkah yang dapat meningkatkan kepercayaan dunia bahwa pengembangan nuklir yang dilakukannya benar-benar untuk tujuan damai. Dalam sidang Dewan Keamanan di Markas Besar PBB, New York, Sabtu sore, Wakil Tetap RI untuk PBB Rezlan Ishar Jenie menegaskan penyelesaian masalah Iran tidak boleh mengubah hak semua negara pihak Traktat Non-Proliferasi, termasuk Iran, untuk membangun, melakukan penelitian, memproduksi, serta menggunakan energi nuklirnya untuk tujuan damai. "(Pengembangan nuklir untuk tujuan damai) tetap menjadi hak yang melekat pada semua negara pihak Traktat yang harus dihormati. Dengan pengertian tersebut, delegasi Indonesia memberikan suara setuju bagi pengesahan resolusi ini," kata Rezlan. Menurut Kalla, Indonesia mendukung Resolusi itu setelah melihat bahwa sanksi yang diterapkan melalui resolusi tersebut sifatnya bertahap, dengan kemungkinan dihentikan jika Iran melakukan langkah-langkah yang diminta oleh PBB . Wapres membantah sikap `setuju` RI terhadap pengesahan Resolusi merupakan hasil tekanan Amerika Serikat. "Justru berhadapan dengan AS dalam memasukkan `concern` kita dalam rujukan tentang Timur Tengah. Itu justru memperlihatkan bahwa kita ini bukan hanya menerima saja Resolusi yang telah dibuat oleh P-5 (lima anggota tetap DK-PBB) dan menjadi tempelan," tambahnya. Ketika ditanya mengapa masalah nuklir Iran tidak dibicarakan di KTT Arab, Kalla menambahkan bahwa mungkin negara Liga Arab setuju dengan sikap Indonesia terhadap resolusi PBB No 1747 sehingga tidak mempersoalkan masalah ini . Alasan kedua memang Iran bukan anggota Liga Arab sehingga masalah ini tidak perlu dimasukkan dalam agenda KTT Liga Arab. Ditanya tentang dukungan Indonesia terhadap Resolusi PBB no 1747 yang dapat mempengaruhi kerja sama ekonomi kedua negara nantinya, Kalla mengatakan bahwa sejauh belum ada indikasi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007