Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela pertemuan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 menyempatkan waktu menerima masyarakat Pegunungan Kendeng, Jawa Timur, untuk membahas eksploitasi lahannya.

"Intinya Pak Presiden sudah mendengar keluhan dari masyarakat Kendeng tentang pembangunan pabrik semen dan eksploitasi kawasan gunung kapur di wilayah Kendeng," kata Kepala Staf Presiden Teten Masduki saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Selasa siang.

Untuk mengetahui luasan kawasan yang boleh dieksploitasi di kawasan Kendeng, Presiden Jokowi meminta dilakukannya kajian lingkungan strategis.

Teten menjelaskan terdapat kawasan tambang kapur yang operasionalnya perlu dikaji ulang.

"Di sana sudah dibangun satu pabrik semen milik PT Semen Indonesia dan sudah 95 persen selesai. Tapi, itu dengan kawasan tambang, yaitu berjarak 10 kilometer. Jadi, kalau di pabriknya ini sudah dapat izin sudah dipenuhi," ujar Teten.

Presiden juga meminta kajian lingkungan hidup dikoordinasikan oleh Kantor Staf Presiden karena selain lintas kementerian, masalah tersebut juga melibatkan unsur pemerintah daerah.

"Nanti hasil studi itu yang akan menjadi rujukan bagi kita semua bagi pemerintah daerah, bagi pemerintah pusat, investor, termasuk masyarakat," katanya.

Pada 12 April 2016 sejumlah perempuan berunjuk rasa mengecor semen ke kaki mereka di depan Istana Merdeka untuk memprotes operasional pertambangan kapur di wilayah Kendeng.

Kepala Staf Presiden Teten mendatangi para pengunjuk rasa dan menerima keluhan mereka.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016