Surabaya (ANTARA News) - Mantan Pangdam V/ Brawijaya yang juga anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Mayjen TNI (Purn) Djoko Subroto, menyatakan keseriusannya untuk maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2008. Keseriusan tersebut, ditandai dengan berupaya melakukan pendekatan terhadap sejumlah parpol dan tokoh, termasuk Ketua Umum Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Djoko Subroto mengemukakan hal itu kepada wartawan di Surabaya, Minggu, disela-sela pertemuannya dengan sejumlah kiai sepuh dari Madura dan daerah Tapal Kuda atau wilayah Jatim belahan Timur Para tokoh dan kiai itu, diantaranya Koordinator Badan Silaturahmi Ulama Madura (Basra), KH Badroni Mudatsir, anggota FKB DPRD Jatim, Dja'far Shodiq di kediamannya Perumahan Dian Istana, Surabaya. Djoko menyatakan, dirinya telah mengikuti pertemuan Majelis Silaturrahim Ulama Rakyat (Masura) Jatim di Masjid Agung Sunan Ampel, Surabaya, dan semula hendak mengundang Gus Dur ke kediamannya. Namun, ia mengemukakan, karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan pertemuan urung dilakukan, tetapi dirinya sempat mengantarkan Gus Dur ke Bandara Internasional Juanda. Dalam pernyataannya, Djoko mengaku kalau para kiai telah meminta dirinya untuk kembali membangun Jatim. Karena itu, dirinya meminta doa restu kepada masyarakat, sehingga dirinya bisa melaksanakan amanat para kiai, yaitu bisa membuat Jatim lebih maju. Saat bertemu dengan Gus Dur, dia mendoakan kepada Djoko Subroto agar dirinya menjadi pemimpin yang dikehendaki oleh rakyat. "Dia --Gus Dur-- juga mengajak saya ke Bangkalan untuk bertemu dengan kiai kampung. Alhamdulillah, mudah-mudahan dari langkah itu ada nilai positif, saya tidak berani mengatakan dengan langkah itu berarti beliau sudah setuju. Insya-Allah," ujarnya. Purnawirawan jenderal bintang dua itu mengemukkan, hingga saat ini belum ada kepastian partai mana yang akan memberangkatkannya. Namun, dirinya sudah mendatangi PAN, PKB, PKS, PPP dan DPP PDIP dengan harapan saat Pilkada nanti bisa berjalan aman, lancar, tertib, karena Jatim telah menjadi barometer nasional. "Kami sudah melakukan pendekatan, semoga dalam waktu dekat ada koliasi yang bisa mengusung," ucapnya, berharap. Menurut Djoko, Pilgub Jatim masih satu tahun lagi, sehingga masih ada peluang yang bisa dimasuki. "Di Jakarta saja masih belum ada kepastian, Adang Darajatun, pasti lewat PKS, karena sudah memenuhi persyaratan, sedang Fauzi Bowo (Wagub DKI) belum pasti. Apalagi, Agum Gumelar juga akan mencalonkan. Karena itu, kami sekarang masih lobi-lobi," paparnya. Pada kesempatan yang sama, KH Badroni Mudatsir, mengatakan dirinya bersama KH Ilyas Khotib (Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sampang) telah bertemu Gus Dur di Bandara Juanda, dan atas nama ulama Madura menyatakan ingin mengantarkan Djoko Subroto menjadi Gubernur Jatim. "Gus Dur bilang kalau urusan itu urusan DPP, kemudian saya katakan maksud kami bukan seperti itu, namun kami mohon restu dan doa agar diridhoi Allah. Kemudian Gus Dur menjawab, ya bagus kalau begitu, tetapi kalau soal partai saya tidak tahu, itu urusan DPP," imbuhnya. Mudatsir menuturkan, dirinya berani mengatakan atas nama ulama Madura, karena Djoko Subroto pernah berkeliling Madura dan 90 persen ulama Madura mendukung pencalonan Djoko Subroto. "Ulama Tapal Kuda, Situbondo, Jember dan sebagian Pasuruan sudah mutlak mendukung Pak Djoko," klaimnya. Pada Pilgub sebelumnya, Djoko pernah maju melalui FKB, namun FKB kemudian memberangkatkan mantan Wagub DKI, Abdul Kahfi berpasangan dengan mantan Ketua Golkar Jatim, Ridwan Hisjam. Sedangkan Pilgub dimenangkan oleh calon PDIP, Imam Utomo. Djoko menikah dengan Ratna Ariati Wahjunani, yang juga adik kandung Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, mantan Panglima TNI. Setelah pensiun, Djoko diangkat sebagai Direktur Utama PT Tri Usaha Sakti Bhakti, "holding company" milik TNI AD yang membawahi 32 anak perusahaan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007