London (ANTARA News) - Lebih banyak orang di Inggris yang menentang aksi militer ketimbang yang mendukungnya untuk mengakhiri krisis mengenai penangkapan 15 personil militer Inggris oleh Iran di Teluk, kata satu jajak pendapat yang dipublikasikan akhir pekan ini. Satu penelitian untuk jajak pendapat ICM yang dipubikasikan di Sunday Telegraph menemukan bahwa 48 persen dari pemilih menolak (penggunaanI kekuatan bahkan sebagai "jalan terakhir", sementara 44 persen mendukungnya jika diplomasi gagal. Jajak pendapat itu menemukan bawa 40 persen pemilih mendukung sikap pemerintah untuk meneruskan aksi diplomatik guna memperoleh pembebasan ke15 tentara itu tanpa mengeluarkan permintaan maaf. Iran menuntut permintaan maaf setelah menuduh ke15 tentara itu memasuki perairan Iran secara tidak sah 23 Maret lalu. Pemerintah Inggris mengatakan kapal Iran telah "menyerang" tentara dan marinir itu ketika mereka berada di perairan Irak untuk melakukan operasi anti-penyelundupan guna mendukung resolusi PBB dan pemerintah Irak. Duapuluh enam persen dari pemilih yakin bahwa Inggris akan minta maaf pada Iran, menurut jajak pendapat itu. Hanya 17 persen yang memperkirakan Inggris akan menjatuhkan sanksi pada republik Islam itu, sementara hanya tujuh persen yang mengatakan pemerintah harus mulai bersiap bagi aksi militer. Masyarakat memperlihatkan dukungan pada bagaimana pemerintah PM Tony Blair menangani risis itu, dengan 45 persen mengatakan para menteri telah bekerja dengan "baik", dibanding 41 persen yang menyatakan mereka belum (bekerja dengan baik). Sebanyak 66 persen persen mengatakan mereka percaya Blair dan Menlu Margaret Beckett akan memecahkan krisis itu dengan berhasil, dibanding hanya 28 persen yang mengatakan mereka tidak (percaya). ICM Research telah mewawancarai sampel acak dari 762 pemilih melalui telpon Jumat dan Sabtu, dengan hasil yang lebih mempertimbangkan profil orang dewasa, demikian AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007