Ternate (ANTARA News) - Situasi di enam desa di perbatasan Kabupaten Halmahera Barat dan Halmahera Utara, Maluku Utara, sudah terkendali setelah sempat ricuh dipicu oleh insiden pemukulan dalam pelantikan pengurus KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kecamatan Kao, Jumat pekan lalu. Keterangan dari Pemkab Halmahera Barat, Senin, menyebutkan bahwa pemerintah setempat bersama aparat kepolisian sudah berhasil menenangkan warga di keenam desa itu, wilayah yang diperebutkan oleh Kabupaten Halmahera Barat dan Halmahera Utara. Polres Halmahera Barat dan Halmahera Utara juga telah menambah personelnya pada pos-pos di wilayah perbatasan kedua kabupaten, demikian juga dengan Polda Maluku Utara telah menerjunkan anggota Brimob untuk mengendalikan situasi. Direktur Intel Polda Maluku Utara AKBP Widyanto menerangkan, peristiwa bentrokan yang memanaskan situasi di keenam desa itu bermula ketika Bupati Halmahera Utara Hein Namotemo melantik pengurus KNPI Kecamatan Kao di kantor Camat Kao, Jumat pekan lalu. Warga di keenam desa tersebut yang selama ini memilih bergabung dengan Kabupaten Halmahera Barat merasa keberatan dengan pelantikan itu, hingga terjadi pemukulan terhadap kepala desa. Selanjutkan pada Jumat malam, lanjut Widyanto, warga yang pro Kabupaten Halmahera Barat melempari rumah warga yang menolak bergabung dengan Kabupaten Halmahera Barat, sehingga sekira 10 rumah rusak dan sebagian warga mengungsi ke pos polisi terdekat. Menjaga agar kerusuhan tidak meluas, aparat kepolisian langsung melakukan pengamanan termasuk pengerahan massa dari kecamatan lain yang menggunakan tiga truk juga berhasil dipulangkan. Sesuai UU Nomor 1/2003 tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, keenam desa tersebut masuk dalam Kabupaten Halmahera Utara, namun sebagian besar masyarakat memilih tetap bergabung dengan Halmahera Barat. Polemik status kewilayahan itu sebenarnya telah dilaporkan kepada Depdagri ,tetapi hingga sekarang belum ada penyelesaian, sementara upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara juga tak kunjung berhasil.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007