Tripoli (ANTARA News) - Pasukan pro-pemerintah Libya pada Minggu (7/8) menyatakan akan segera meluncurkan serangan final untuk merebut kembali kota pesisir Sirte dari tangan kelompok ISIS.

"Hitung mundur tahap akhir operasi militer melawan Daesh sudah dimulai," kata pasukan pendukung setia pemerintah kesatuan nasional yang berbasis di Tripoli dalam satu pernyataan menggunakan nama ISIS dalam bahasa Arab.

"Para pemimpin operasi menggelar pertemuan intensif untuk mempersiapkan pertempuran terakhir dan menentukan untuk mengusir geng Daesh dari kota Sirte," kata mereka dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.

Sebuah pesan di laman operasi mereka di Facebook pada Minggu menunjukkan foto pria-pria berseragam sedang mengamati peta kota Sirte, yang direbut ISIS pada Juni 2015.

Para petempur yang bersekutu dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (Government of National Accord/GNA) yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa terlibat dalam pertempuran sengit selama berminggu-minggu untuk merebut Sirte, sekitar 450 kilometer dari timur Tripoli.

Pasukan pro-GNA melancarkan operasi itu pada Mei dan memasuki Sirte pada Juni, namun kemajuan mereka melambat saat ISIS membalas dengan tembakan dari penembak jitu, serangan bunuh diri dan bom mobil.

Sejak Kamis pasukan pro-pemerintah berusaha mencapai markas ISIS di pusat konferensi Ouagadougou di dalam kota itu.

Amerika Serikat sejak Senin sudah melancarkan serangan udara ke posisi-posisi ISIS di Sirte atas permintaan GNA.

Enam serangan udara Amerika Serikat pada Sabtu menyasar posisi ISIS, menewaskan seorang penembak jitu dan merusak satu kendaraan menurut pasukan pro-GNA.

Lebih dari 300 tewas dan 1.800 terluka dalam operasi di Sirte menurut sumber-sumber medis di kota Misrata, tempat pusat komando operasi bermarkas.

ISIS memanfaatkan kekacauan setelah penggulingan Moamar Kadhafi tahun 2011 untuk mencengkeramkan kaki di negara Afrika Utara yang kaya minyak itu.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016