Agam (ANTARA News) - Pebalap asal Iran yang memperkuat Pishgaman Cycling Team, Amir Kolahdouz mengambilalih yellow jersey atau pimpinan klasemen Tour de Singkarak (TdS) 2016 dari tangan pebalap Kinan Cycling Team, Jepang, Ricardo Garcia.

Amir Kolahdouz mengambilalih kaos paling bergengsi pada kejuaraan yang didukung penuh Kementerian Pariwisata ini setelah sukses menjadi yang tercepat di etape empat dari Padang Panjang dan finis di Puncak Lawang, Agam, Selasa dengan catatan waktu 03:59:13.

Dengan tambahan waktu tersebut, pebalap dengan nomor satu itu hingga etape empat membukukan total waktu 12:19:58 atau unggul satu menit 22 detik dengan pebalap dibelakangnya yaitu Dadi Suryadi yang memperkuat Terengganu Cycling Team.

Apa yang dicapai oleh pebalap Iran ini sesuai dengan prediksi karena etape empat ini terdapat tanjakan yang masuk Hors Category (tertinggi) pada kejuaraan yang masuk kalender UCI itu. Dan pebalap Iran merupakan pebalap spesialis tanjakan.

Saat ini Amir Kolahdouz dan kawan-kawan dipastikan tinggal mencari aman baik individu dan tim meski balapan masih menyisakan empat etape. Hal ini terjadi karena etape tersisa banyak didominasi lintasan datar termasuk etape lima dari Pesisir Selatan menuju Pariaman, Rabu (10/8).

"Untuk besok saya akan mencoba bertahan. Yang jelas kerja sama tim sangat diperlukan. Untuk masalah strategi masih akan kami bahas dengan tim," kata Amir Kolahdouz saat dikonfirmasi.

Menurut dia, pada balapan tersisa dipastikan akan ketat. Apalagi selisih waktu tidak terlalu jauh dengan pebalap lawan termasuk dengan Dadi Suryadi yang saat ini berada di posisi dua klasemen umum. Amir mengaku, pebalap asal Sumedang itu bagus dan pantas untuk terus diwaspadai.

Kemenangan Amir di etape empat menjadi sukses ganda bagi pebalap dengan nomor start satu itu. Selain merebut kaos supremasi tertinggi juga merebut predikat raja sprint (green jersey) dan predikat raja tanjakan (polkadot jersey. Dengan demikian ada tiga gelar yang mampu disandang sekaligus.

Sementara itu untuk predikat pebalap Indonesia tercepat atau red white jersey tetap dipegang oleh Dadi Suryadi yang di etape empat mampu finis diurutan empat. Pebalap asal Jawa Barat ini kokoh diposisi tertinggi sejak etape pertama kejuaraan yang sudah masuk tahun kedelapan itu.

Dengan posisi saat ini, Dadi Suryadi mengaku akan terus mempertahankan posisinya. Apalagi, pada Tour de Singkarak 2016, pebalap berusia 27 tahun ini mampu memecahkan rekor karir pribadinya selama turun dibalapan profesional.

"Iya. Saya pecah rekor ternyata. Selama ini saya belum pernah berada di posisi dua klasemen umum dalam balapan profesional. Saya senang bisa meraih posisi ini," kata Dadi Suryadi dengan bangga.

Meski balap belum tuntas, Dadi mengaku bangga dengan pencapaiannya. Selama ini, prestasi terbaik yang diraih adalah posisi ketiga secara umum di Tour de Ijen beberapa tahun lalu. Untuk itu dirinya akan berusaha mempertahankan posisinya karena balapan masih menyisakan empat etape.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016