New York (ANTARA News) - Seorang pendukung Donald Trump berusia 20 tahun memanjat Menara Trump di Midtown Manhattan pada Rabu selama tiga jam dengan cangkir penyedot dan tali panjat, ditarik ke dalam lewat jendela oleh polisi, yang berusaha membujuknya masuk.

Pria itu mencapai ketinggian lantai ke-21 dari menara 58 lantai tersebut, yang terletak di Fifth Avenue dan menjadi markas kampanye pemilihan umum Donald Trump, calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik.

Saat pemanjat asal Virginia dengan tas punggung itu merayapi bagian luar kaca menara tersebut, polisi melepaskan kaca jendela di atasnya dan sejumlah petugas, beberapa mengenakan helm, berdiri di jendela. Pemanjat itu mengubah jalurnya berulang kali dan tampak ingin melewati polisi.

Dalam jumpa pers setelahnya, Departemen Kepolisian New York mengatakan bahwa pria tidak dikenal itu tidak berniat melukai siapa pun dan mengatakan bahwa tujuannya hanya menemui Trump.

Pria itu diperiksa dokter jiwa dan akan ditahan, kata kepolisian.

Kepolisian sebelumnya menutup sejumlah jalan dekat bangunan di salah satu wilayah tersibuk kota itu dan meletakkan bantalan udara di bagian barat Jalan 56 antara Madison dan Fifth Avenues.

Departemen Kepolisian New York mengatakan dalam akun Twitternya bahwa divisi operasi khusus dan kru darurat mereka telah dikerahkan ke bangunan itu.

Laporan terkait pemanjat itu pertama kali tertulis di Twitter dan media sosial lainnya sekitar 02.00 WIB. Pihak kepolisian kemudian berusaha membujuknya untuk masuk, pertama-tama dengan melemparkan seutas tali ke arahnya dan kemudian membuka bagian besar di atasnya.

Dalam video diunggah ke YouTube pada Selasa, pria itu memanjat menara tersebut dalam pesan kepada Trump. Dia mengenakan pakaian bertudung hitam dan rambut panjangnya menutupi matanya. Dia menyebut dirinya "peneliti mandiri", yang menginginkan pertemuan pribadi dengan Trump untuk membicarakan permasalahan penting, yang tidak disebutkan.

"Alasan mengapa saya memanjat menara Anda adalah menarik perhatian Anda," kata dia dalam video itu dan kemudian mendorong orang memberikan suara untuk Trump. Demikian laporan Reuters.

(Uu.Ian/KR-MBR/B002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016