Jakarta (ANTARA News) - Penggemar tokoh kocak Mr. Bean agaknya mendapat kabar sedih lantaran dikabarkan film "Mr. Bean`s Holiday" adalah produk layar lebarnya yang terakhir. Sepuluh tahun lalu, tokoh yang pelit bicara Mr. Bean yang diperankan Rowan Atkinson pertama kali melangkah ke layar lebar menuju ke sebuah perjalanan ke Amerika Serikat (AS) lewat judul "Bean: The Ultimate Disaster Movie" (1997). Kali ini, tokoh yang memulai karirnya melalui dunia teater, kemudian serial televisi itu akan menjelajahi Cannes, Prancis, berkat undian wisata yang dimenangkannya di gereja setempat. Dibekali tiket, uang saku sebesar 2.000 ero dan sebuah kamera video, Mr. Bean berangkat ke Prancis dengan satu tujuan, berjemur di pantai. Namun, ia terlalu bersemangat mengabadikan setiap langkah di perjalanannya, sehingga tanpa sengaja Mr. Bean memisahkan seorang juri Festival Film Cannes dan anaknya yang juga sedang menuju Cannes. Mr. Bean akhirnya terjebak bepergian dengan Stepan, sang anak dan melanjutkan perjalanan secara kocak, apalagi Mr. Bean lagi-lagi membuat kekacauan dengan meninggalkan dompet dan paspornya di satu tempat telepon umum. Untuk mendapatkan uang, Mr. Bean terpaksa mengamen dijalan, menari mengikuti musik dari speaker yang dipinjamnya tanpa ijin dari seorang penjual CD musik di jalanan. Usaha tersebut sukses, dan mereka mendapatkan uang yang lumayan untuk melanjutkan perjalanan ke Cannes, tapi suratan nasib Mr. Bean yang selalu membawanya ke satu tindakan konyol membuat usaha tersebut sia-sia. Tiket bus yang dibeli untuk berdua diterbangkan angin, dan Mr. Bean mengejar tiket itu dengan segala daya upaya hingga terdampar di satu peternakan ayam. Untung saja, ia bertemu dengan seorang aktris cantik bernama Sabine yang sedang menuju Cannes, dan Tuan Bean mendapatkan tumpangan. Sabine mengendarai mobil yang serupa dengan mobil kepunyaan Mr. Bean, yakni merk Mini Cooper berwarna kuning, sehingga Mr. Bean pun menyentuhnya penuh damba. Dikisahkan, Sabine hendak menghadiri pemutaran perdana film yang menempatkannya berperan kecil dari sutradara AS ternama, Carlson Clay, yang narsisis alias suka memuja dan mematut diri sendiri. Sang sutradara justru mengisi hampir seluruh film dengan wajahnya, bahkan adegan Sabine pun dipotong. Melihat kekecewaan Sabine, Mr. Bean pun tergerak untuk menolong, dan ia menyelinap ke ruang proyektor guna memutar rekaman videonya tentang Sabine. Penonton pun menyambut gembira pemutaran "film" itu, karena rupanya film asli dari sang sutradara kondang malah sangat membosankan. Sabine pun mendapat tepuk tangan meriah, dan dalam hiruk pikuk itu, Mr. Bean diam-diam menyelinap pergi dari gedung pertunjukan, karena baru saja melihat tujuannya datang ke Prancis di satu baliho di pinggir jalan: gambar pantai wisata! Karir Rowan Atkinson berawal dari pertunjukan tunggal teater di distrik West End, London, tahun 1981, sedangkan lakon Mr. Bean dilirik oleh stasiun televisi di Inggris pada tahun 1990. Setelah pindah ke layar kaca tersebut, Mr. Bean menjadi tayangan yang sangat populer, terbukti dengan diputarnya serial Mr. Bean di 245 stasiun televisi di seluruh dunia. Film pertamanya "Bean: The Ultimate Disaster Movie" (1997) meraih pemasukan bersih 260 juta dolar AS, sekaligus menjadi film Inggris pertama yang paling sukses sepanjang masa. Dalam film sekuelnya "Mr. Bean`s Holiday", Rowan Atkinson kembali menawarkan apa yang diharapkan dari lakon Mr. Bean, yakni "sedikit bicara, banyak berulah!" (*)

Oleh Oleh Arie Novarina
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007