Penurunan (impor) bulan Juli karena hari kerja yang hanya 16 hari ditambah ekonomi global yang belum 100 persen normal. Kami menduga juga ada pelemahan dari mitra dagang, misalnya Tiongkok."
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor nonmigas terendah dalam satu tahun atau 13 bulan terakhir terjadi pada Juli 2016 dengan nilai 7,44 miliar dolar AS.

Kepala BPS mengatakan turunnya ekspor dan impor pada Juli 2016 karena banyaknya pabrik yang tutup selama Lebaran dan mitra dagang, yakni Tiongkok, yang menurunkan kegiatan perdagangannya setelah krisis ekonomi.

"Penurunan (impor) bulan Juli karena hari kerja yang hanya 16 hari ditambah ekonomi global yang belum 100 persen normal. Kami menduga juga ada pelemahan dari mitra dagang, misalnya Tiongkok," kata Suryamin pada konferensi pers paparan ekspor-impor di Kantor BPS Jakarta, Senin.

Suryamin merinci nilai impor Indonesia pada Juli 2016 mencapai 8,92 miliar dolar AS atau turun 26,28 persen dibandingkan Juni 2016, demikian pula jika dibandingkan Juli 2015 yang turun 11,56 persen.

Adapun nilai impor nonmigas turun 27,91 persen dibandingkan Juni 2016 dan turun 4,43 persen dibandingkan Juli 2015. Nilai impor nonmigas tertinggi terjadi pada Juni 2016 sebesar 10 miliar dolar AS.

Sementara itu, impor migas Juli 2016 mencapai 1,47 miliar dolar AS atau turun 16,84 persen dibandingkan Juni 2016, serta turun 35,77 persen terhadap Juli 2015.

Tiongkok menjadi negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari-Juli 2016 dengan nilai 16,75 miliar dolar AS (25,87 persen) diikuti oleh Jepang sebesar 7,18 miliar dolar AS (11,09 persen) dan Thailand 5,11 miliar dolar AS (7,89 persen).

Peningkatan terbesar impor nonmigas terjadi pada golongan kapal laut dan bangunan terapung sebesar 57,1 juta dolar AS (119,71 persen) serta diikuti oleh lokomotif dan peralatan kereta api 18,3 juta dolar AS (228,75 persen).

"Golongan komoditas kapal laut peningkatannya cukup besar karena kita masih butuh banyak. Begitu juga lokomotif karena Indonesia sedang membangun jalur transportasi Trans Sumatra," ujar Suryamin.

Golongan mesin dan peralatan mekanik terjadi penurunan terbesar pada impor sektor nonmigas sebesar 30,52 persen dengan nilai 578,9 miliar dolar AS.

Meskipun nilai ekspor dan impor menurun, neraca perdagangan Indonesia Juli 2016 mengalami surplus 598,3 juta dolar AS yang dipicu sektor nonmigas 1,07 miliar dolar AS. Di sisi lain, sektor migas defisit 475,1 juta dolar AS.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016