Jakarta,  (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) akan membuat aturan sanksi baru bagi stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dengan sengaja mengosongkan stok.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Toharso di Jakarta, Rabu mengatakan, dengan sanksi baru itu diharapkan SPBU tidak berani lagi mengosongkan stok seperti yang terjadi beberapa hari terakhir ini.

"Sekarang ini, sudah ada sanksi pengambilalihan apabila SPBU melanggar aturan yang disepakati. Tapi, kami akan sempurnakan lagi aturan sanksinya," katanya.

Ia belum mau menjelaskan lebih detail lagi bentuk sanksi baru itu mengingat masih dalam pembahasan.

Mengenai pasokan BBM ke SPBU, Toharso mengatakan, sejak Selasa (6/1), pasokan sudah normal kembali.

Pertamina, menurut dia, selama beberapa hari beroperasi 24 jam guna menormalkan pasokan BBM. "Kalau ada SPBU yang masih kosong, paling hanya 1-2 unit," katanya.

Ia meminta, masyarakat memahami kekosongan tersebut dikarenakan kendala umum seperti pesanan yang memang terlambat masuk atau menunggu pembayaran.

Namun, kalau dibandingkan dengan jumlah SPBU yang beroperasi normal, maka SPBU yang mengalami kekosongan stok hanya kecil sekali.

"Contohnya, di Jakarta saja SPBU ada 645 unit. Kalau ada 1-2 yang kosong, normal," ujarnya.

Pada Jumat (2/1), Pertamina mencatat setidaknya 129 dari sekitar 4.300 SPBU di seluruh Indonesia yang mengalami kekosongan BBM.

Perinciannya, di wilayah Medan ada delapan SPBU yang kosong, Palembang enam SPBU, Lampung 10 SPBU, Jabodetabek 57 SPBU, Bandung dan Purwakarta 20
SPBU, Jatim enam SPBU, Jateng 10 SPBU, Samarinda satu SPBU, Makassar enam SPBU, dan Manado lima SPBU.

Kekosongan BBM di SPBU disebabkan beberapa faktor yakni sebagian SPBU mengurangi pembelian menjelang 1 Januari 2009 karena mengira pemerintah akan kembali menurunkan harga BBM.

SPBU tidak mau menanggung kerugian karena masih memiliki stok BBM dengan harga lama seperti saat pemerintah menurunkan harga BBM pada 1 Desember dan 15 Desember lalu.

Faktor lainnya, adalah kelambatan penyaluran BBM yang memang biasa terjadi saat hari libur panjang.

Terakhir, adanya perubahan sistem transaksi pengambilan BBM dari depot dengan teknologi informasi yang baru dan telah menyebabkan kelambatan penyaluran BBM.

Namun, sejak Jumat (2/1) Pertamina meningkatkan pasokan dan Sabtu (3/1) sudah disuplai di atas 200 persen dari kebutuhan normal harian.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009