Gorontalo (ANTARA News) - Prakirawan BMKG Gorontalo Fathuri mengatakan gempa tektonik berkekuatan 3,4 Skala Richter (SR) terjadi di Gorontalo, Senin, pukul 13:08:40 WITA.

Gempa terjadi di lokasi 121.1 derajat bujur timur - 0.362 derajat lintang utara dengan kedalaman 15 kilometer.

Pusat gempa berada di laut, sekitar 45 km barat daya Kecamatan Popayato atau 93 kilometer Barat Marisa.

Titik gempa tersebut juga berada 221 kilometer barat Kota Gorontalo dan 197 kilometer Utara Poso, Sulawesi Tengah.

Gempa berkekuatan 2,7 SR terjadi 20 Agustus 2016 pada 122,08 BT dan 0,33 LU, dengan kedalaman 196 kilometer pada arah 23 kilometer tenggara Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato.

Sebelumnya BMKG Gorontalo menyatakan bahwa Gorontalo merupakan salah satu daerah yang paling rawan terjadi gempa bumi.

Gempa paling besar yang terjadi dalam selama September hingga Oktober, adalah yang terjadi pada 4 Oktober 2009 dengan kekuatan 5,3 SR.

Ia menjelaskan, besarnya guncangan gempa yang terasa ditentukan oleh besarnya magnitude dan kedalaman pusat gempa yang terjadi.

"Kadang kekuatan gempanya besar, tapi kedalamannya jauh biasanya guncangan tidak terasa, demikian juga sebaliknya," ujar Fathuri.

Menurut dia, lempeng yang paling berpengaruh di wilayah Gorontalo dan sekitarnya adalah lempeng Pasifik.

Sementara lempeng Indoaustralia hanya memiliki pengaruh kecil terhadap seluruh gempa yang terjadi di daerah tersebut.

Pewarta: Debby Mano
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016