Jakarta (ANTARA News) - Untuk mengurangi ketergantungan Teknologi Turbin Uap dan Generator yang sampai saat ini masih diimpor, BPPT kembali mengembangkan prototipe turbin uap tujuh Mega Watt dalam program penguasaan teknologi peralatan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). "Ini mengingat kebutuhan energi kita yang tinggi dan mengingat perlunya membuat bangsa ini tak tergantung dari impor," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said Djauharsjah Jenie di Jakarta, Kamis. Saat ini, ujarnya, prototipe Turbin Uap dengan kapasitas 450 HP telah selesai dibuat dengan tingkat kandungan lokal 89 persen dan telah berhasil diuji coba sampai putaran di atas 5000 RPM. Prototipe turbin uap 450 HP ini akan diimplementasikan sebagai penggerak gilingan pada pabrik gula dan akan menjalani uji operasi dan uji performance pada masa giling pabrik gula tahun 2007. Sedang prototipe Rotor Turbin Uap 2MW telah selesai dibuat, yang pada awal 2007 menjalani proses balancing untuk selanjutnya diujicoba pada persiapan masa giling pabrik gula 2007. Kemandirian di bidang pembangunan PLTU di dalam negeri, ujarnya, sudah dirasakan penting oleh pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu, dan komitmen pemerintah ini dicanangkan kembali pada 2003 yaitu dengan adanya kesepakatan yang ditandatangani pada 23 Oktober 2003 di BPPT, oleh Tiga Menteri, Menteri ESDM, Menteri Perindag dan Menteri Ristek tentang Pembangunan PLTU Batubara 2 x 7 MW Produksi Dalam Negeri di Sangata, Kalimantan Timur. Kesepakatan tiga Menteri tersebut selanjutnya juga telah ditindak lanjuti dengan peraturan dibawahnya untuk membangun PLTU skala kecil melalui kemampuan industri di dalam negeri. Antara lain Peraturan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Enegi Nomor 75112/44/600.4/2005 tentang Penggunaan Barang dan Jasa Produksi dalam negeri pada pembangunan PLTU Batubara sampai 8 MW, dan Peraturan Dirjen Industri Logam, Mesin Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri Untuk Pembangunan PLTU.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007