Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan masih ada peluang pelonggaran kebijakan moneter pada paruh kedua tahun ini.

"Kalau di Agustus, stance" (kebijakan) kita secara umum masih mengatakan bahwa ada peluang pelonggaran (moneter). Tapi apakah akan dilakukan di September atau Oktober, itu tergantung data," ujar Agus di Jakarta, Rabu.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Agustus 2016 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 5,25 persen, dengan Suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar 4,5 persen dan Lending Facility (LF) diturunkan sebesar 100 bps dari 7 persen menjadi sebesar 6 persen.

Sebagaimana telah diumumkan pada tanggal 15 April 2016, untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, terhitung mulai tanggal tersebu Bank Indonesia menggunakan BI 7-day RR Rate sebagai suku bunga kebijakan menggantikan BI Rate.

Selain itu, Bank Indonesia juga akan menjaga koridor suku bunga yang simetris dan lebih sempit, yaitu batas bawah koridor (DF Rate) dan batas atas koridor (LF Rate) berada masing-masing 75 bps di bawah dan di atas BI 7-Day RR Rate.

BI menyatakan, keputusan tersebut di atas sejalan dengan upaya untuk menjaga stabilitas makroekonomi dengan tetap memelihara momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah masih melemahnya pertumbuhan ekonomi global.

Dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka.

Bank sentral juga mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global, terutama kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate).

"Nanti di September kita melihat bahwa di internasional ada "flight to quality" (beralihnya investor ke negara yang relatif lebih aman) karena ada pernyataan terkait AS (Amerika Serikat) yang ekonominya membaik," ujar Agus.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016