Mekkah (ANTARA News) - Jamaah shalat Jumat di Masjidil Haram, Mekkah, tumpah ruah hingga ke terminal Syip Amir yang berjarak beberapa ratus meter dari masjid suci itu.

Tiga jam sebelum shalat Jumat dimulai jamaah dari berbagai negara telah mulai berdatangan dari seluruh penjuru Mekkah menuju Masjidil Haram, termasuk ratusan jamaah Indonesia yang telah berada di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW itu.

Banyak diantara mereka yang mengenakan kain ihram karena akan menunaikan umrah. Mereka rata-rata datang bergerombol dengan berjalan kaki karena jalan raya yang berada di sekeliling Masjidil Haram telah tertutup dari kendaraan bermotor.

Mengingat arus jamaah yang begitu besar maka dua jam menjelang shalat dimulai pintu akses ke seluruh masjid sudah ditutup demi keamanan, bahkan jalan masuk di bagian belakang yang menghubungkan Pintu Marwa dengan terminal Syib Amir pun telah penuh sesak oleh jamaah pada pukul 10.30 waktu Arab Saudi.

Walaupun begitu aliran jamaah tidak berhenti.

Puluhan jamaah yang tidak dapat masuk terlihat berkumpul di pintu-pintu masuk masjid dibawah terik matahari untuk mencoba bernegosiasi dengan para petugas agar diizinkan masuk.

Para petugas tampak beberapa kali menyemprotkan air ke arah para jamaah yang masih berkerumun di bawah terik matahari yang siang itu suhunya mencapai 41 derajat Celcius seraya mengusir para jamaah itu dari pintu.

Akhirnya jamaah yang memang tidak bisa masuk memilih untuk menggelar alas shalat mereka di jalan yang menuju terminal Syib Amir dan di pelataran toko-toko yang berada di sekitar terminal.

Selama khutbah Jumat disampaikan terlihat beberapa ambulans lalu lalang di jalan khusus yang sengaja dikosongkan oleh petugas untuk mengevakuasi jamaah yang mengalami masalah kesehatan di Masjidil Haram.

Setiap shalat Jumat jamaah di Masjidil Haram memang meluap sehingga potensi jamaah kelelahan dan kepanasan atau tersesat meningkat. Banyak jamaah lanjut usia yang kemudian terpisah dari rombongannya.

Salah satu titik kritis jamaah tersesat dan kelelahan adalah terminal Syib Amir. Oleh karena itu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Mekkah menempatkan petugas kesehatan dan petugas yang akan menyisir jamaah-jamaah yang tersesat di kawasan itu. Jamaah yang tersesat namun tidak mengalami masalah kesehatan akan dibawa ke Kantor Daerah Kerja Mekkah sedangkan jamaah dengan masalah kesehatan akan langsung dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah.

Akibatnya dua jam setelah shalat Jumat puluhan jamaah yang tersesat tampak mengantre di Kantor Daerah Kerja Mekkah untuk diantarkan pulang oleh petugas ke pemondokan masing-masing.

Sebagian dari mereka yang telah lanjut usia tidak mengingat nama hotel tempat mereka tinggal. Oleh karena itu para petugas mengimbau jamaah untuk selalu mengenakan gelang khusus dari pemerintah yang berisikan identitas dan asal kelompok terbang (kloter) mereka untuk mempermudah identifikasi dari petugas.

Sementara itu sebagai bentuk antisipasi meluapnya jamaah dan alasan keamanan Pemerintah Arab Saudi telah melarang bus Shalawat yang menghubungkan Mahbas Jin dan Bab Ali beroperasi pada Jumat (2/9) pukul 11.00-15.00 waktu Arab Saudi. Pada waktu-waktu tersebut diperkirakan ribuan jamaah akan berjalan kaki melalui terowongan yang menghubungkan kawasan Mahbas Jin dan terminal Bab Ali untuk menuju Masjidil Haram.

Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016