Denpasar (ANTARA News) - Investor dari Italia tertarik menanamkan modal dalam bidang kelistrikan, dengan memanfaatkan bahan baku sampah di Bali, sehingga memproleh keuntungan ganda, yakni energi listrik dan mengatasi masalah sampah. "Investor yang siap menanamkan modal sebesar 10 juta dolar AS itu sedang difasilitasi dengan Pemkab/Pemkot di Bali," kata Koordinator Humas PT PLN Distribusi Bali Hendra Saleh di Denpasar, Minggu. Ia mengatakan, investor siap mengolah sampah menjadi energi listrik 50 ton per hari untuk menghasilkan energi listrik berkapasitas 2,8 MW. Kapasitas energi listrik itu dapat ditingkatkan, sesuai penambahan volume sampah yang dihasilkan masyarakat, maupun sisa-sisa yang tidak bermanfaat yang dihasilkan oleh berbagai pihak. "Investor tersebut telah menghitungnya secara cermat dan modal yang ditanamnya itu diharapkan kembali dalam watu sepuluh tahun," kata Hendra Saleh. Bagi PLN kehadiran investor itu sangat membantu dalam mengatasi krisis energi yang yang dalam beberapa tahun belakangan mulai dihadapi Bali, meskipun kondisinya belum begitu kritis. Ia mengharapkan agar Pemkab/Pemkot menyambut baik keinginan pemilik modal asing untuk ikut menyediakan energi listrik, sekaligus mengatasi masalah sampah yang selama ini belum dapat ditangani secara tuntas. PLN Distribusi Bali yang melayani 680.000 konsumen hanya memiliki energi listrik berkapasitas 580 MW yang bersumberdari pasokan kabel bawah laut dari Pulau Jawa 200 MW, pembangkit listrik Gilimanuk 130 MW, PLTD Pesanggaran 120 MW dan PLTG Pemaron 80 MW. Oleh sebab itu penambahan kapasitas sangat diharapkan dan sangat mendukung keinginan investor Italia dalam membangun pusat pembangkit listrik yang bersumber dari bahan baku sampah. Hendra Saleh mengatakan, pihaknya sedang bekerja keras mengajak masyarakat konsumen untuk melakukan penghematan penggunaan listrik mengantisipasi pemeliharaan dan perbaikan pusat pembangkit listrik Gilimanuk yang akan dilakukan mulai September 2007 selama tiga bulan. Penghematan tersebut sedikitnya diharapkan mampu 104,4 KW atau 80 watt per hari setiap konsumen, terutama pada beban puncak selama empat jam, antara pukul 18.00-22.00 Wita. Hal itu diharapkan dapat menurunkan beban puncak sebesar 69 MW atau 28,9 persen dari beban puncak yang selama ini tercatat 439,1 MW. Masyarakat diharapkan dapat membiasakan diri untuk melakukan penghematan itu sejak dini. penghematan itu akan memberikan manfaat, baik di kalangan konsumen maupun PLN. Bagi masyarakat konsumen semakin banyak menggunakan energi semakin mahal membayar rekening listrik. Sedangkan, bagi pihak PLN sendiri semakin banyak menjual energi semakin besar biaya operasionalnya. Hal lain yang tidak kalah penting dengan penghematan itu dapat memberikan kesempatan kepada calon konsumen yang selama ini belum menikmati penerangan listrik, ujar Hendra Saleh. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007