Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Sebanyak 40 orang telah tewas dan lebih dari 70 orang lagi cedera dalam bentrokan paling sengit antar-aliran antara pemeluk Syiah dan Sunni di Pakistan utara, kata beberapa pejabat, Sabtu waktu setempat. "Sejauh ini kami telah menerima laporan bahwa 40 orang tewas meninggal dalam bentrokan selama dua hari pertempuran antara dua kelompok agama di Parachinar," kata Arif Habib, pejabat tinggi yang menangani masalah keamanan di daerah suku yang berbatasan dengan Afghanistan. Pejabat lokal mengatakan lebih dari 70 orang juga cedera dalam pertempuran tersebut. Parachinar, kota kecil suku di dekat perbatasan Afghanistan di North West Frontier Province, Pakistan, memiliki sejarah bentrokan sektarian antara masyarakat Syiah dan Sunni. Larangan keluar rumah diberlakukan di kota kecil itu Jumat, setelah pertempuran meletus antara kelompok yang bertikai, dan tentara digelar guna memulihkan ketenangan. Beberapa pejabat mengatakan di perbatasan tersebut telah diberlakukan kondisi tembak-di-tempat guna mengekang kerusuhan. Pejabat pemerintah Parachinar, Sahibzada Anees, mengatakan tentara dengan dukungan helikopter bermeriam berpatroli di jalan-jalan kota itu, yang memiliki 70.000 warga. Beberapa pejabat mengatakan 14 orang meninggal ketika lebih dari satu roket menghantam satu rumah warga Sabtu pagi. Di antara korban tewas terdapat dua perempuan dan empat anak kecil. Bentrokan antara kedua masyarakat itu, yang memperebutkan satu tempat suci, tahun lalu menewaskan 20 orang. Anees mengatakan kerusuhan meletus setelah anggota masyarakat Syiah melancarkan demonstrasi Jumat di luar tempat ibadah guna memperoleh warga Sunni yang dituduh meneriakkan slogan anti-Syiah selama pawai agama pekan lalu. Pemeluk Syiah, yang merupakan 20 persen dari 160 juta warga Pakistan --yang didominasi pemeluk Sunni, adalah mayoritas di Parachinar. Bentrokan antar-aliran yang melibatkan kelompok garis keras telah menewaskan lebih dari 4.000 orang sejak penghujung 1980-an. Pertumpahan darah tersebut terjadi sementara pertempuran terpisah antara anggota suku dan anggota Al-Qaeda dari luar negeri telah berkecamuk di wilayah suku Waziristan Selatan, sekitar 180 kilometer di sebelah timurlaut Parachinar. Pertempuran di Waziristan telah merenggut lebih dari 250 jiwa, kebanyakan anggota petempur Uzbek dan Chechnya, dalam tiga pekan terakhir. Pertempuran paling akhir itu terjadi ketika anggota suku pro-pemerintah menyerbu beberapa tempat persembunyian bawah tanah (bunker) yang diduduki oleh aktivis Al-Qaeda, Jumat, sehingga 20 orang tewas, kata beberapa pejabat keamanan. Petempur suku merayakan perebutan bunker tersebut dengan melepaskan tembakan ke udara di Wana, kota utama di wilayah Waziristan Selatan, kata penduduk. Pemerintah menyatakan anggota suku itu berusaha mengusir petempur Uzbek dan Chechnya karena orang asing memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan terlibat dalam serangan terhadap pasukan AS dan NATO di Afghanistan, demikian AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007