Jakarta (ANTARA News) - Saksi ahli teknologi informasi dan digital forensik dari Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, menduga rekaman CCTV dari Kafe Olivier yang menampilkan Jessica menggaruk tangan telah melalui proses rekayasa tempering atau mencerahkan pixel pada video.

Ahli mencurigai adanya proses tempering pada adegan itu karena panjang jari-jari Jessica terlihat sama.

"Ini seperti hasil tempering. Jari kelingking juga hampir sama dengan jari lainnya, perlu dibuktikan di dunia nyata," kata Rismon dalam sidang perkara kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis.

Lebih lanjut, saat Rismon menunjukkan punggung tangan Jessica dalam video itu, bentuk tangan dan sebaran jari-jarinya terlalu melebar dan panjang.

"Ini kontur tangan seperti kuku Nenek Lampir," ujar Rismon, mengacu pada sosok nenek menyeramkan dalam sinetron. 

"Sebaran jarinya sangat tidak inheren. Panjang jarinya bahkan sangat tidak natural," jelas Rismon, yang meraih gelar Doktor Enginering di Universitas Yamaguchi Jepang.

Sebelumnya, Rismon juga curiga video CCTV dimodifikasi pada adegan saat Jessica diduga menaruhkan sianida dan saat menenteng tas.

Rismon juga mengkritik ahli digital forensik yang dihadirkan jaksa pada persidangan sebelumnya yang tidak menampilkan video secara frame by frame.

"Pada event-event penting, bukannya ditampilkan frame by frame, tetapi diperlihatkan secara continuous," katanya.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016