Bogor (ANTARA News) - Pelari Sumatera Barat Yaspi Boby memiliki harapan untuk diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah meraih medali emas nomor lari 100 meter pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016.

"Saya sekarang ini masih berstatus sebagai pegawai kontrak di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung Sumatera Barat selama empat tahun," Yaspi Boby usai lomba di Stadion Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor, Jabar, Kamis.

Menurut pelari kelahiran 28 November 1987 tersebut, dengan raihan medali emas ini dirinya berharap bisa diangkat sebagai PNS.

"Ada keinginan saya untuk bisa menjadi pegawai tetap setelah ini," kata ayah satu putra berusia lima bulan itu.

Setelah di PON ini, kata dia, dirinya tetap akan berlatih keras untuk persiapan tampil pada SEA Games 2017 Malaysia dan Asian Games 2018.

"Selama ini saya berlatih bersama teman-teman pelatnas untuk persiapan pada dua event tersebut," tutur pelari yang baru pertama kali meraih medali emas di PON ini.

Pada perlombaan di Stadion Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor, Jabar, Yaspi menyentuh garis finis dengan catatan waktu 10,36 detik dan belum mampu memecahkan rekor nasional atas nama Suryo Agung Wibowo (10,17 detik) dan rekor PON atas nama Mardi Lestari (10,20 detik).

Medali perak nomor tersebut direbut pelari Nusa Tengggara Barat Fadlin dengan catatan waktu 10,43 detik sedangkan medali perunggu direbut rekannya Iswandi dengan catatan waktu 10,46 detik.

Sementara itu pada nomor lari 100 meter putri, medali emas direbut pelari asal Jawa Timur Tri Setyo Utami dengan catatan waktu 11,97 detik, sedangkan medali perak diraih pelari Sumatera Barat Lusiana Satriani dengan catatan waktu 11,98 detik, dan perunggu direbut pelari Nusa Tenggara Barat Neli Susanti dengan catatan waktu 12,02 detik.

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016