Jakarta (ANTARA News) - CEO Go-Jek Nadiem Makarim berjanji selama dua minggu ke depan akan mengkaji lagi kebijakan perusahaan, termasuk penerapan sistem performa yang diprotes para pengemudinya.

"Tidak ada keputusan mengenai hal spesifik, performa atau tuntutan-tuntutan lain dari driver. Tetapi, itu adalah on going dialog. Dalam dua minggu ke depan, saya akan menganalisa, mengkaji lagi kebijakan-kebijakan ini," ujar Nadiem usai bertemu dengan puluhan pengemudi Go-Jek di Biro Operasi Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa sore.

"Pada saat itu saya akan berkumpul lagi dengan para driver untuk bisa menjelaskan alasan dari kebijakan tersebut," kata dia.

Dia mengatakan sekalipun pertemuan tidak membahas satu pun tuntutan pengemudi, namun setidaknya pihak manajemen bisa mengetahui keluhan mereka.

"Dialog-dialog seperti ini harus dilakukan lebih sering. Biar manajemen juga bisa dapat lebih banyak informasi dan para driver bisa mengekspresikan dirinya langsung pada manajemen," kata dia.

Nadiem berharap ke depannya para pengemudi tak lagi melakukan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasinya, namun memilih dialog.

"Tetapi kuncinya, kesepakatannya, mulai sekarang kita akan selalu diskusi damai, tidak melakukan demo lagi," tutur Nadiem.

Seorang pengemudi Go-Jek yang hadir dalam pertemuan itu memilih menunggu keputusan perusahaan dua minggu lagi meski mengaku kecewa karena tak satu pun tuntutan rekan-rekannya terpenuhi.

"Kita inginnya sistem performa secepatnya dihapus. Tidak usah nunggu berlarut-larut, karena jujur, membuat kami sulit dapat bonus. Tetapi, saya akan tunggu hasil keputusan Pak Nadiem," kata dia.

Dua pengemudi lain juga menyatakan akan kembali mengojek seperti biasa besok sembari menunggu keputusan Nadiem soal sistem performa.

"Tetap narik. Tapi belum puas sih sebenarnya karena belum ada keputusan pasti. Sistem performa sih yang paling bermasalah," kata seorang pengemudi bernama Asep.

Selain Nadiem dan perwakilan pengemudi Go-Jek,  Wakil Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Brigjen Pol Suntana hadir dalam pertemuan yang berlangsung hampir dua jam itu.



Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016