Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Yayasan Seni Rupa Indonesia, Miranda S. Goeltom, membuka pameran seni rupa rupa bertajuk "Common Grounds - A Glimpse of Indonesian Contemporary Art (Persamaan Mendasar - Sekilas Seni Kontemporer Indonesia), di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis malam. Pameran itu menampilkan 69 buah karya seni rupa dari 60 perupa dari 14 galeri, terdiri atas lukisan (50), patung dan objek (12), gambar/drawing (4), cetak/grafis (2), dan foto (1). Miranda, yang juga Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI), menyatakan bahwa "Common Grounds" dijadikan tema dengan maksud dapat mencerminkan upaya Yayasan Seni Rupa Indonesia untuk menemukan persamaan-persamaan mendasar di antara berbagai perbedaan yang ada dari para perupa, pemerhati, kolektor, galeri, serta berbagai institusi pendukung seni rupa. Ketika ditanyakan persamaan mendasar seperti apa yang ingin dicapai dalam pameran tersebut, Miranda mengatakan, masih terlalu jauh untuk mencapai persamaan mendasar tersebut, tetapi paling tidak ada upaya untuk mencapainya. "Persamaan mendasar itu tak mungkin dicapai dalam pameran ini, tetapi harus dengan upaya lain, misalnya menyelenggarakan kompetisi seni rupa YSRI Award, membuat buku, menggelar pameran di tingkat nasional, regional, dan internasional," katanya. Pameran ini, katanya, hanya satu bagian dari upaya Yayasan Seni Rupa Indonesia yang berdiri pada 8 Juni 1994, menciptakan iklim berkesenian yang mengutamakan kreativitas para perupa dan keragaman nilai-nilai budaya bangsa. Sementara itu, Kurator Rizky A. Zaelani mengatakan, pameran "Common Grounds" memberikan kesempatan untuk mengungkapkan berbagai sisi perubahan Indonesia secara politik, budaya, sosial, hingga di tingkat personal dalam tingkat dialog secara internasional. Rizky mengatakan, pada dekade akhir 1990-an, perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia melaju sangat pesat melampaui cara pertumbuhan awalnya pada tahun 1980-an. "Perkembangan itu tak lepas dari upaya peta situasi seni rupa internasional," katanya. Pameran itu akan berlangsung hingga 19 April 2007 dan akan diisi pula dengan diskusi panel di antara para perupa, galeri, dan kurator pada 14 April 2007. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007