Surabaya (ANTARA News) - Kepengurusan PSSI Pusat periode 2007-2011 harus diisi figur-figur yang mengakar pada sepakbola, sehingga dapat membawa perubahan yang fundamental dan lebih baik di tubuh PSSI dan sepakbola Indonesia. Pernyataan itu dikemukakan Ketua Umum Pengurus Daerah PSSI Jawa Timur, Haruna Soemitro, kepada wartawan di Surabaya, Kamis, menjelang persiapan mengikuti Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dan Munas PSSI di Makassar, 18-22 April. "Kepengurusan PSSI yang ada sekarang tidak mengakar pada sepakbola, sehingga keputusan maupun kebijakan yang diambil sering berseberangan dengan prinsip-prinsip sepakbola yang ada," katanya. Rombongan Pengda PSSI Jatim yang berangkat ke Makassar, Selasa (17/4), berjumlah sekitar 80 orang, terdiri dari perwakilan pengda, pengcab, klub Divisi II hingga Utama serta peninjau. Ada sejumlah agenda yang diusung PSSI Jatim pada Munas nanti, diantaranya soal pemilihan Excecutive Committe (Exco), figur ketua umum dan perubahan menyeluruh pada sepakbola nasional. Mengenai Exco, PSSI Jatim meminta agar pemilihannya dilakukan peserta Munas, bukan penunjukan langsung dari ketua umum terpilih. "Anggota Exco harus dipilih dari, untuk dan oleh peserta Munas. Kalau ditunjuk ketua umum terpilih, sama artinya dengan mencederai substansi Exco dan statuta PSSI yang disahkan pada forum Munaslub," jelas Haruna. Pada Rapat Paripurna Nasional (Raparnas) PSSI di Kota Batu dan Rapat Pleno PSSI diperluas beberapa waktu lalu, telah disepakati pemilihan anggota Exco dilakukan peserta Munas. "Tapi yang saya dengar, draft yang disodorkan dalam Munas nanti justru Exco ditetapkan ketua umum. Kalau ini dipaksakan, kami khawatir PSSI akan mendapat sanksi dari FIFA karena telah melanggar statuta," tambahnya. Soal ketua umum, Haruna Soemitro mengungkapkan Nurdin Halid hampir pasti akan terpilih lagi sebagai orang nomer satu di PSSI, karena hingga kini belum ada figur lain yang berani tampil. "Ini sungguh menyedihkan. Sepakbola Indonesia ternyata tidak mampu melahirkan kader-kader baru sebagai pemimpin. Dari sisi dinamika organisasi juga tidak sehat," katanya. "Karena itu tidak salah kalau masyarakat bilang mencari 11 pemain sepakbola berkualitas di Indonesia itu susah. Wong cari calon ketua umum PSSI saja juga susah," imbuhnya. Haruna juga mengungkapkan pengcab dan klub di Jatim sebenarnya menghendaki dirinya maju dalam bursa pencalonan ketua umum di Munas nanti. "Soal desakan ini, saya bisa bersikap ya atau tidak. Lihat situasinya nanti. Tapi perubahan kepengurusan PSSI yang diusung Jatim, tidak harus dengan menjadi ketua umum," tegasnya. Pengda PSSI Jatim yang memiliki 58 suara atau sekitar 10 persen dari total suara peserta Munas, punya posisi tawar yang cukup tinggi untuk meloloskan usulannya. Sejumlah Pengda PSSI di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi Utara yang selama ini membentuk semacam kaukus, juga telah merumuskan langkah strategi menghadapi Munas nanti. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007