Aku tidak pernah minta-minta masuk tim, aku sebenarnya malah maunya jadi juru kampanye
Jakarta (ANTARA News) - Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan enggan berinisiatif mengundurkan diri dari Partai Demokrat karena perbedaan sikap politik di dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Jangan suruh aku mundur, tapi pecat aku, maka aku akan menjadi tokoh independen," kata Ruhut seusai menghadiri rilis survei lembaga penelitian Populi Center, di Jakarta, Kamis.

Ruhut Sitompul berbeda sikap dengan Partai Demokrat dalam Pilkada DKI Jakarta. Di saat Partai Demokrat menyatakan mendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Ruhut justru mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Ruhut pun menyerahkan keputusan soal statusnya kepada Pimpinan Partai Demokrat. Namun demikian dia meyakini Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sangat menyayangi dirinya.

"Kalau aku mau dipecat tolong dipikirkan juga, seandainya pecat Ruhut lalu Ahok menang, bagaimana Partai Demokrat nanti dibilang memecat pemenang. Partai Demokrat tidak pecat aku itu karena SBY sayang sama aku, mungkin juga aku dianggap aset," kata Ruhut.

Menurut Ruhut, SBY tahu persis perjuangan dirinya ikut serta membesarkan Partai Demokrat. Dia menegaskan keringat, darah dan air matanya sudah pernah tercurah untuk Demokrat.

Ruhut juga mengaku tidak takut dianggap sebagai mata-mata Demokrat di tim Ahok sebab menurut dia, semua orang mengetahui ketulusannya dalam berpolitik. Buktinya, kata dia, dirinya dimasukkan di dalam tim pemenangan sebagai juru bicara Ahok-Djarot.

"Aku tidak pernah minta-minta masuk tim, aku sebenarnya malah maunya jadi juru kampanye. Dengan masuk tim aku kan jadi harus blusukan, dan lain-lain. Tapi yang jelas saat ini jabatan aku di struktural partai sudah aku tinggalkan, kalau perlu jabatan DPR juga akan aku tinggalkan," kata Ruhut.

Di bagian lain Ruhut menyampaikan secara pribadi dia mengaku kecewa lantaran Demokrat mendukung Agus Harimurti Yudhoyono di Pilgub DKI Jakarta. Bagi Ruhut, Agus masih terlampau dini untuk didorong maju dalam kontestasi pilkada sekelas DKI Jakarta.

"Untuk bupati dan wali kota yang dari TNI itu minimal pangkatnya letkol, sedangkan untuk Gubernur minimal bintang dua. Mas Agus ini jenius, orang hebat tapi bicara umur dan rekam jejak, dia itu mayor, itu fakta. Aku tidak tahu siapa pembisiknya, terlalu dini, aku kecewa," beber Ruhut.

Pilkada DKI Jakarta 2017 diikuti tiga kandidat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Mereka antara lain diurutkan sesuai jadwal pendaftaran ke KPUD DKI Jakarta yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang didukung PDIP, Golkar, Hanura, Nasdem; Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang didukung Demokrat, PAN, PKB, PPP; serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang didukung Gerindra serta PKS.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016