Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Sugiharto mengatakan pada 2009, Kementerian BUMN menjadi kurang relevan karena jumlah BUMN yang turun drastis sehingga tidak diperlukan adanya kementerian yang membawahinya. Menurut Sugiharto jumlah BUMN akan turun drastis karena adanya restrukturisasi melalui privatisasi. "Saya kira jumlah BUMN akan turun dengan drastis. Jika privatisasi sejumlah BUMN terlaksana maka jumlah BUMN di Indonesia akan berkurang. Namun ia mengatakan pelaksanaannya harus hati-hati sehingga tidak menimbulkan gejolak dalam masyarakat," katanya pada Rapat Koordinasi BUMN, di Jakarta, Kamis. Sementara itu disinggung tentang bentuk BUMN yang akan menyerupai Temasek, Menteri mengemukakan pendapatnya. "Temasek adalah salah satu `role model` dari sekian banyak `holding`. Bentuk perundang-undangannya tidak persis sama, tetapi sebagai sebuah korporasi, syarat bentuk seperti Temasek relatif ideal," katanya. Menurut Sugiharto, jumlah BUMN akan semakin sedikit karena adanya privatisasi. Namun ia mengatakan tidak ingin berkomentar lebih jauh karena menyangkut dengan institusi pemerintah. "Itu nanti 2009," katanya singkat sambil melangkah. Dalam kesempatan itu, Menteri menghimbau kepada BUMN untuk saling bersinergi dan terus mengembangkan usahanya. Ia mengatakan saat ini masih banyak masalah yang dialami oleh BUMN sehingga dibutuhkan reformasi berkelanjutan. Salah satu cara yang diambil saat ini yaitu dengan privatisasi BUMN.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007