New Delhi (ANTARA News) - Direktur Pemasaran PT Antam (Persero) Tbk Hari Widjajanto mengemukakan, India merupakan pasar emas yang sangat menjanjikan, namun ekspor emas ke negara itu mengalami hambatan karena adanya kendala regulasi.

Pada seminar dengan tema "Gold Profile Expose 2016" di New Delhi India, Sabtu, Hari menjelaskan, pada Januari 2016 Pemerintah India menerapkan aturan Bank Garansi sebesar seratus persen dari nilai produk yang diimpor, sehingga aturan itu sangat memberatkan importir emas India.

Selain itu, Pemerintah India pada Februari 2016 menerapkan "Countervailing Duties" (CVD) sebesar 12,5 persen. CVDs adalah aksi penerapan pungutan tambahan terhadap produk impor dari suatu negara.

Akibatnya, ekspor emas ke India mengalami penurunan yang drastis. Ekspor emas Antam ke India pada 2016 ini baru sebanyak 90 kilogram, padahal kebutuhan emas di negara itu per tahun mencapai 800 ton.

Menurut Direktur Pemasaran PT Antam, ekspor emas Antam ke India pada 2014 sebanyak 1,3 ton dan ekspor pada 2015 mengalami peningkatan tajam, yakni mencapai 8,1 ton atau senilai 350 juta dolar AS.

Peningkatan ekspor emas ke India yang sangat signifikan itu terjadi berkat adanya ASEAN-India Free Trade Agreement (Persetujuan Perdagangan Bebas India-ASEAN). Dengan adanya kebijakan itu ekspor emas Antam tidak kena pajak, sehingga sangat menguntungkan perseroan.

"Namun karena Pemerintah India menerapkan Bank Garansi 100 persen dan Countervailing Duties sebesar 12,5 persen, ekspor emas Antam ke India mengalami hambatan. Kebijakan itu mengakibatkan pasar emas di India tidak lagi ekonomis sehingga berpengaruh besar terhadap pendapatan Antam," ujar Hari.

Ia lebih lanjut mengharapkan Pemerintah dapat segera membantu mengatasi masalah regulasi dan tarif tersebut, karena kebutuhan emas di India sangat besar, sementara tambang emas yang dimilki negara itu sangat kecil.

Bagi kebanyakan orang India yang sering mengadakan acara seremonial, lanjutnya, memililki perhiasan emas lebih membanggakan dibanding mempunyai kendaraan bermotor atau harta benda lainnya, sehingga kebutuhan emas sangat besar, apalagi India adalah negara dengan penduduk terbanyak kedua setelah China.

Direktur Pemasaran PT Antam lebih lanjut menyatakan bersyukur Duta Besar RI untuk India Rizali W Indrakesuma secara serius berupaya membantu mengatasi masalah hambatan ekspor emas ke India.

"Dubes Rizali sudah membicarakan masalah ini dengan kami di Jakarta. Saya juga bersyukur diundang beliau untuk menghadiri Indonesia Expose 2016 di New Delhi ini, sehingga saya bisa menjelaskan permasalahan ekspor emas secara langsung kepada pihak India," ujarnya.

"Indonesia Expose 2016" yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 9 Oktober 2016 itu sendiri merupakan bagian penting dari upaya Indonesia untuk memperkenalkan potensi wisatanya, selain untuk mempromosikan perdagangan, industri, dan investasi di Indonesia kepada mitra bisnis, investor, dan publik di India. 

Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016