Yogyakarta (ANTARA News) - Tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta bersama tim SAR setempat berhasil mengevakuasi jenazah pemandu wisata Gua Pindul, Kabupaten Gunung Kidul yang hilang tenggelam di kawasan objek wisata itu pada Minggu (9/10).

"Tim gabungan berhasil mengevakuasi Pak Giyo (55) sore ini pukul 15.00 dalam keadaan meninggal dunia," kata Koordinator Operasi Pemantauan Potensi Bencara, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Krisnadi Setiyawan di Yogyakarta, Senin.

Krisnadi mengatakan jenazah korban yang dinyatakan hilang tenggelam sejak Minggu (9/10) siang itu ditemukan di lorong Pool Banyumoto yang merupakan area wisata susur gua yang ada di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Yogyakarta, karena terbawa arus sungai bawah tanah.

Menurut dia, kronologi tenggelamnya Giyo bermula saat pemandu wisata itu dimintai pertolongan seorang wisatawan yang barangnya terjatuh di sungai bawah tanah Gua Pindul. "Setelah mencoba turun dan mengambil barang itu, beliau sudah tidak terlihat lagi," kata dia.

Menurut Krisnadi, objek wisata susur gua seperti Gua Pindul atau Kali Suci di Kabupaten Gunung Kidul yang di dalamnya terdapat sungai bawah tanah merupakan objek wisata yang rawan terjadi bencana saat curah hujan tinggi khususnya saat cuaca ekstrem.

"Kami sudah berkali-kali memberikan peringatan dan pemandu wisata sebetulnya juga sudah diberi pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana," kata dia.

Debit air sungai bawah tanah di Gua Pindul serta Kali Suci cepat meningkat saat curah hujan tinggi. Apalagi, objek wisata susur gua di Gunung Kidul itu berada di kawasan karst yang tidak dapat terlalu lama menahan air hujan.

"Karst memiliki pori-pori lebih besar dibandingkan tanah biasa sehingga air dari atas tidak berhenti di tanah melainkan langsung mengalir ke sungai. Tingkat erosinya juga tinggi," kata dia.

Potensi banjir sungai bawah tanah di kawasan objek wisata susur gua itu, menurut dia, harus diwaspadai, terutama setelah muncul tanda-tanda aliran sungai yang deras dan berwarna keruh.

"Jangan sampai mumpung pengunjung yang datang banyak lalu tetap dibuka," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016