Jakarta (ANTARA News) - Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Susiati Dewi mengatakan Bank Indonesia (BI) memelopori Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) karena lebih hemat, efektif dan efisien serta aman.

Saat ini Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) tengah menggema merambah 24 kota dengan total sekitar 1,2 juta orang yang telah menggunakan transaksi non tunai melalui kartu kredit, kartu ektronik dan sejenisnya," katanya di Jakarta, Senin, pada Temu Wartawan Daerah yang digelar BI di Hotel Grand Mercure, Jakarta.

Ia mengatakan gerakan ini diharapkan pada 2024 sekitar 25 persen dari total jumlah penduduk Indonesia telah melek dan familiar dengan transaksi non tunai karena akan menghemat uang negara.

"Bank Indonesia menyatakan bahwa Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) diprediksi dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal dan dengan adanya GNNT maka pertumbuhan uangnya akan semakin melambat sehingga kami pasti menghemat jumlah uang atau jumlah berapa miliar yang akan kami cetak di Peruri," katanya.

Menurut dia, pertumbuhan uang kartal mencapai sekitar 18 persen jika dibandingkan tahun lalu namun ia tidak memberikan jumlah kenaikan itu karena menyangkut rahasia negara.

"Pertumbuhannya 18 persen dibandingkan tahun lalu namun kalau tidak ada GNNT mungkin bisa lebih dari itu," katanya menambahkan.

Dia menjelaskan apabila tidak ada GNNT, kemungkinan pertumbuhan kebutuhan uang kartal akan lebih tinggi dan begitu pula sebaliknya apabila ada GNNT, kemungkinan pertumbuhan kebutuhan uang kartal akan melambat.

Meski demikian, dia menuturkan bahwa belum ada riset atau kajian yang menyatakan bahwa dengan adanya GNNT maka pertumbuhan kebutuhan uang kartal semakin turun.

Terkait itu sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, pada Agustus 2014 di Jakarta secara resmi mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

Kegiatan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia sebagai komitmen untuk mendukung GNNT.

Pencanangan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien.

GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya," katanya.

Sebagai bentuk komitmen atas perluasan penggunaan instrumen non tunai, kami akan menjadikan GNNT sebagai gerakan tahunan yang didukung dengan berbagai kegiatan untuk mendorong meningkatkan pemahaman masyarakat akan penggunaan instrumen non tunai dalam melakukan transaksi pembayaran, katanya.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016