Pangkalpinang (ANTARA News) - Sekitar 300-an warga desa Kace kecamatan Mendo Barat kabupaten Bangka atau 11 Km dari kota Pangkalpinang, menolak pendirian gereja pantekosta di daerah mereka, karena entitas umat kristiani di sana hanya satu atau dua keluarga saja. Rudi, warga Kace, usai rapat di Balai Desa Kace, Jumat, menyatakan, jemaat gereja bukan berasal dari warga setempat melainkan orang yang didatangkan dari luar, sementara ada banyak gereja lain yang lokasinya tidak jauh dari gereja yang baru dibangun itu. "Kita mempertanyakan apa gereja yang sudah bertebaran di mana-mana itu belum cukup bagi mereka, sementara populasi mereka sangat kecil dan rumah ibadah yang dimiliki sudah sangat banyak," ujarnya. Dalam rapat di balai desa Kace yang dihadiri Kakandepag, tokoh masyarakat, ulama dan pendeta gereja pantekosta itu, ratusan massa memprotes cara yang dilakukan dalam pendirian gereja secara diam-diam itu. Ketika mulai dibangun, oleh pendiri gereja dikatakan kepada warga bahwa mereka mendirikan rumah tinggal. Ternyata itu hanya akal-akalan sebagaimana pendirian gereja di tempat lain yang juga menuai banyak protes. Warga Kace menyatakan tidak keberatan dengan pendirian rumah ibadah apapun asalkan sesuai ketentuan. Dalam rapat yang dihadiri Kakandepag Bangka, Andi M. Darlis, aparat Polres Bangka, MUI dan pemuka kristen Pantekosta itu, massa menuntut agar gereja yang tengah dibangun itu dibongkar. Pendeta Sinaga yang mewakili pihak gereja keberatan melakukan pembongkaran serta menandatangani persetujuan pembongkaran rumah ibadah. Ia menyatakan, gereja itu digunakan untuk beribadat bagi jemaahnya. Massa yang mulai panas tetap mendesak dan meneriakkan yel-yel agar gereja dibongkar. Rapat itu sendiri tidak menghasilkan putusan apapun. Warga tidak puas dengan hasil rapat dan menuntut agar dilakukan pembongkaran karena dari segi peraturan sudah jelas-jelas menyalahi. Kakadepag Bangka Andi M. Nuri menyatakan persoalan ini harus disikapi dengan bijaksana. Ia minta agar umat beragama agar tidak terlalu agresif mendirikan rumah ibadah bila memang di lokasi tersebut umatnya sangat kecil.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007