Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Syariah Mandiri menandatangani nota kesepahaman dengan Bank Aceh Syariah untuk kerja sama layanan dan produk perbankan termasuk untuk pembiayaan infrastruktur di Aceh.

"Ada rencana seperti sindikasi, namun kami masih lihat peluangnya. Di Aceh memang banyak peluang untuk pembiayaan infrastruktur," kata Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto di Jakarta, Jumat.

Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama itu melingkupi kerja sama bisnis dan juga transfer teknologi antara dua perbankan syariah tersebut.

Bank Aceh yang merupakan bank pembangunan daerah, resmi beroperasi sebagai bank umum syariah pada 19 September 2016 dengan aset Rp20,09 triliun.

Dalam kerja sama bisnis antara BSM dan Bank Aceh, selain kerja pembiayaan, dua bank tersebut juga akan bermitra di bidang treasuri, komersial, pembiayaan perdagangan (trade finance), pembukaan rekening nostro atau vostro dan lainnya.

"Misalnya di pasar uang antarbank syariah, kalau Bank Aceh butuh dana karena ada short (kekurangan) di awal tahun, mungkin kita bisa membantu," kata Direktur Wholesale Banking BSM Kusman Yandi.

Kerja sama ini juga, kata Agus, menjadi dukungan BSM atas konversi Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah.

Direktur Utama Bank Aceh Syariah Busra Abdullah mengatakan sebagai bank syariah baru, pihaknya memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan.

"Kerja sama ini membuka peluang bagi kami untuk mengembangkan Bank Aceh Syariah," ujar dia.

BSM hingga Agustus 2016 menyalurkan pembiayaan Rp53 triliun dan menghimpun Dana Pihak Ketiga yang per posisi Agustus 2016 sebesar Rp65,3 triliun.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016