Pati (ANTARA News) - Tinggal beberapa hari di Dukuh Karang Malang, Baturejo, Sukolilo, Pati, Jateng, membawa arti bagi artis Ardina Rasti. Artis yang membintangi film "Virgin" dan "KM 14" itu mengaku terbebas dari asma, penyakit yang selama ini diidapnya. "Meskipun cape, bolak-balik Jakarta-Pati, aku merasa senang, apalagi di daerah kaki bukit begini," katanya saat berbincang dengan sejumlah wartawan di lokasi syuting film "Lari Dari Blora", di Sukolilo, Pati, Minggu. Putri bintang kawakan Erna Santoso itu mengaku mendapat berkah, terbebas dari sesak napas. "Selama di sini lega benar, mungkin karena udaranya bersih dan aku sering jalan-jalan," katanya senang. Dalam kisah drama romantis "Lari Dari Blora", Ardina Rasti berperan sebagai Hasanah, putri Pak Camat yang ingin membebaskan anak-anak Samin dari buta huruf. "Aku jadi guru," katanya. Diproduksi Ibar Pictures, film garapan sutradara Akhlis Suryapati itu sudah selesai 50 persen, dan dijadwalkan beredar di bioskop-bioskop pada Oktober 2007. Menurut Akhlis, "Lari Dari Blora" merupakan film drama romantis dalam kemasan budaya Samin. Masyarakat Samin adalah komunitas dengan budaya eksklusif, terbentuk oleh Samin Surosentiko (Raden Kohar, 1859-1914) asal Randhublatung, Blora. Sejak 1890, Samin menyebarkan ajarannya dari desa Klopodhuwur, Blora hingga ke Pati, Rembang, Purwodadi, Bojonegara, Madiun, Kudus dan beberapa daerah lain di Tanah Air. Saminisme dimulai dari pembangkangan atas program perluasan hutan jati oleh pemerintah Hindia Belanda, kemudian berkembang menjadi gerakan batin menentang segala formalitas, pembayaran pajak, administrasi negara, juga tidak percaya lembaga sekolah. Akhlis mengungkapkan, komunitas Samin sampai sekarang lebih mengedepankan tata harmoni kehidupan, keselarasan dengan alam, tidak mengenal lembaga pernikahan formal Kantor Urusan Agama (KUA) atau Kantor Catatan Sipil. "Selain itu, mereka juga memahami agama sebagai gaman (senjata), yaitu alat vital," kata sutradara kelahiran Pati itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007