Addis Ababa (ANTARA News) - Perdana Menteri Ethiopia pada Selasa (01/11) melakukan perombakan kabinet untuk menciptakan tim dengan etnis lebih beragam setelah gelombang protes yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Hailemariam Desalegn menjanjikan perombakan setelah memberlakukan keadaan darurat enam bulan pada Oktober.

Dalam perombakan itu, Hailemariam memberikan jabatan senior kepada dua politikus dari kelompok etnis Oromo yang kadang memelopori demonstrasi anti-pemerintah mematikan selama setahun terakhir, mengurangi dominasi etnis minoritas Tigrayan.

Menteri luar negeri dan menteri komunikasi yang baru, Workneh Gebeyehu, mantan menteri transportasi, dan Negeri Lencho, seorang profesor jurnalisme, yang berasal dari suku Oromo, menggantikan menteri dari suku Tigrayan yang sebelumnya memegang jabatan tersebut.

Berbicara kepada kantor berita AFP setelah pengangkatannya, Negeri, yang sekarang juga menjabat sebagai juru bicara pemerintah, mengatakan perubahan diperlukan di tengah maraknya aksi protes dan pemberlakuan status keadaan darurat.

"Banyak tantangan yang dimunculkan publik. Harus ada perubahan," katanya.

"Kabinet baru ini siap merespons dan memberikan layanan lebih baik dengan para profesional dari berbagai bidang."

Sembilan dari kabinet 30 menteri itu masih menempati jabatan mereka, termasuk loyalis partai Siraj Fegessa yang bertanggung jawab atas pertahanan dan Debretsion Gebremichael yang menjalankan telekomunikasi dan teknologi informasi, demikian pula wakil Hailemariam, Demeke Mekonnen.

Pemerintah baru, yang hanya meliputi tiga perempuan, langsung disetujui parlemen yang setiap kursinya dipegang oleh koalisi Hailemariam yang berkuasa, Front Demokrasi Revolusioner Rakyat Etiopia (Ethiopian People's Revolutionary Democratic Front/EPRDF).

Hailemariam telah menjanjikan perombakan kabinet berdasarkan keahlian ketimbang "kesetiaan pada partai."

Para pengunjuk rasa di tengah dan barat daerah Oromo dan utara daerah Amhara mencela dominasi etnis Tigrayan di EPRDF, yang sudah memerintah Ethiopia selama 25 tahun.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016