Jakarta (ANTARA News) - Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sedang mengembangkan "indigenous psychology" atau psikologi pribumi dan "cultural psychology" atau psikologi budaya.

"Kami sudah cukup lama mengembangkan indigenous psychology dan cultural psychology. Harapannya kedua ilmu ini dapat bermanfaat bagi masyarakat," kata dosen Fakultas Psikologi UGM Bagus Riyono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Pada 4-6 November, 2016, UGM akan menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Perhimpunan Psikolog Muslim Internasional (IAMP) ke-5 sekaligus pembentukan pusat aktivitas IAMP, yang kini ada di Malaysia, ke Indonesia.

Kegiatan tersebut merupakan kerja sama empat perguruan tinggi di Yogyakarta yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), serta 2 asosiasi profesi yaitu IAMP dan Asosiasi Psikologi Islam (API).

Pada tahun ini, konferensi internasional dua tahunan tersebut akan menghadirkan pembicara dari sepuluh negara dengan tema "Islamic Child Psychology" atau Psikologi Anak Dalam Islam.

"Konferensi dan tema ini sejalan dengan arah yang diambil oleh UGM dalam mengembangkan indigenous psychology dan cultural psychology," imbuhnya.

"Indigenous psychology" merupakan pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat.

Sedangkan psikologi budaya adalah studi tentang bagaimana kecenderungan perilaku berakar dan diwujudkan dalam budaya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, Mochamad Sodik mengatakan konferensi ini sangat penting bagi pengembangan psikologi yang berbasis pada keluarga.

Menurut Sodik, konferensi ini menyegarkan dinamika keilmuan psikologi, khususnya di Indonesia, serta menekankan aspek mikro dalam ilmu dan penerapan psikologi yang kerap kali terabaikan.

"Konferensi ini penting untuk memberikan kesadaran bahwa negara yang kuat tidak akan terwujud tanpa keluarga yang kuat. Kalau mikro jadi perhatian, dinamika konflik di ruang publik dapat lebih mudah diredam," jelasnya.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia dinilai memiliki potensi yang besar untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan psikologi Islam.

Pernyataan-pernyataan ini sebelumnya telah terlontar dalam berbagai konferensi internasional serta oleh para ahli psikologi dari berbagai negara yang mengunjungi Indonesia.

Hasil penelitian tentang keluarga, anak-anak bermasalah, serta "school-based mental health" atau kesehatan mental berdasarkan sekolah juga akan mendapatkan porsi yang besar dalam konferensi kali ini.

Pewarta: Libertina Widyamurti Ambari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016