"Ekspor minyak mencapai 2,44 juta bph pada akhir Oktober, satu tingkat tertinggi," lapor kantor berita Mehr yang mengutip Zanganeh.
Sejak perjanjian nuklir dengan negara adidaya diberlakukan pada Januari dan sanksi internasional dicabut, Iran dengan cepat meningkatkan ekspor minyak dari sekitar satu juga barel per hari.
Dalam sebuah pertemuan informal pada September, OPEC sepakat untuk memangkas produksi sebagai upaya mengurangi kelebihan suplai global dan menyokong harga, yang belum naik dari sekitar 50 dolar AS (sekitar Rp652.750) per barel.
Iran, yang memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia, menolak mengurangi produksi karena mereka ingin memulihkan diri setelah kehilangan pangsa pasar, demikian dikutip dari AFP. (mu)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
