Brisbane (ANTARA News) - Unjukrasa menentang kejahatan kemanusiaan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza akan kembali digelar di Brisbane, kota ketiga terbesar Australia, Sabtu (10/1). Unjuk rasa yang diorganisir kelompok "Keadilan untuk Palestina" itu merupakan yang kedua di Brisbane setelah aksi demonstrasi pada 3 Januari lalu. Informasi yang dihimpun ANTARA di Brisbane, Rabu, menyebutkan, aksi demonstrasi itu akan dimulai pukul 12.30 siang di kawasan taman Queen yang terletak di simpang jalan Elizabeth dan George sebelum dilanjutkan dengan pawai di beberapa ruas jalan utama kota berpenduduk sekitar satu juta jiwa itu. Dalam aksi demonstrasi kedua itu, penyelenggara antara lain menghadirkan Anggota Parlemen Australia, Graham Perrett, Asisten Sekjen Dewan Organisasi Buruh Queensland, Amanda Richards, dan Aktivis perdamaian dari Australia untuk Palestina (AFP), Michael Shaik. Dalam aksi unjuk rasa pertama yang berlangsung di tengah guyuran hujan deras 3 Januari lalu, ratusan orang warga Australia dari beragam usia, keyakinan, dan warna kulit hadir. Mereka menyuarakan dukungan pada kemerdekaan bangsa Palestina dan mengutuk kejahatan kemanusiaan Israel di Jalur Gaza. Mereka berulang kali berteriak "Free, Free Palestine" (Bebaskan, Bebaskan Palestina). Banyak di antara para demonstran mengenakan syal khas Palestina. Mereka pun membentangkan dan melambai-lambaikan bendera Palestina, Turki dan Arab Saudi. Anak-anak dan remaja mengusung plakat berisi kecaman terhadap aksi pendudukan dan kejahatan kemanusiaan Israel terhadap rakyat Palestina. Di antara belasan plakat dan spanduk tersebut berbunyi "Israel is the Real Terrorist" (Israel teroris yang sebenarnya), "What is the Difference Between Zionist and Nazi?" (Apa bedanya Zionis dan Nazi?), "Stop Bombing Kids" (Hentikan Pemboman Anak-Anak", dan "USA-Israel Axis of Evil" (Amerika-Israel Poros Setan). Gelombang aksi demonstrasi anti-Israel di Australia berlangsung sejak 29 Desember lalu. Selain di Brisbane, aksi yang sama juga terjadi di Sydney, Melbourne, dan Perth selama dua pekan terakhir. Pada aksi demonstrasi 29 Desember 2008 yang berlangsung di depan kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat, Sydney, ribuan orang demonstran sempat mengecam pernyataan Wakil Perdana Menteri Australia Julia Gillard yang mendukung aksi militer Israel di Gaza. Dalam konflik Israel-Hamas ini, Pemerintah Australia membela aksi militer Israel di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Pemerintah Australia menganggap Hamas organisasi teroris, namun Canberra juga prihatin dengan implikasi buruk yang ditimbulkan konflik kedua pihak terhadap rakyat di wilayah masing-masing. Aksi berlebihan Media Australia mencatat bahwa serangan roket Hamas ke wilayah Israel selama lebih dari delapan tahun terakhir diperkirakan hanya menewaskan 19 hingga 21 warga Israel. Sebaliknya, selama periode waktu yang sama, serangan-serangan militer Israel ke wilayah Palestina menewaskan sedikitnya 3.000 orang. Bahkan aksi militer Zionis Israel sejak 27 Desember 2008 telah merenggut nyawa lebih dari 600 orang warga Palestina di Jalur Gaza. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009