Kairo (ANTARA News) - Pemerintah Mesir hari Selasa menyatakan menghancurkan jaringan mata-mata untuk Israel, yang melibatkan seorang insinyur Mesir pada badan tenaga atom Kairo, seorang Irlandia dan seorang warga negara Jepang. Jaksa agung Mesir hari Selasa menyerahkan satu insinyur Mesir, seorang pria Irlandia dan seorang Jepang tersangka mata-mata Israel kepada mahkamah agung negara itu, kata sumber keamanan Mesir. Laki-laki Irlandia dan orang Jepang tersebut saat ini dalam pelarian, tambah sumber itu seperti dikutip media transnasional. Orang Mesir tersebut sudah ditangkap dan mengaku, sedangkan dua tersangka lain itu, termasuk seorang bernama Shiro Aizo, diburu, kata jaksa Abdel Meduid Mahmud kepada wartawan. Ia menyatakan orang Mesir itu, Mohammed Sayyed Saber (35 tahun), dituduh memasok keterangan untuk dinas rahasia Israel Mossad tentang "kegiatan berbeda" badan tenaga atom Mesir. Menurut kantor berita resmi MENA, Saber membantu intelijen Israel menetak ke jaringan komputer Badan Tenaga Atom Mesir antara Februari 2006 dan Februari 2007, dengan imbalan 17.000 dolar Amerika Serikat (sekitar 153 juta rupiah) dan satu laptop. Insinyur Mesir itu dituduh menetak bank data Kementerian Tenaga Listrik untuk mendapatkan data tentang tenaga nuklir Mesir, kata saluran berita satelit Nil Mesir. Ia memberi intelijen Israel dokumen sangat rahasia menyinggung pusat penelitian nuklir Inshas, utara Kairo, ibukota Mesir. Saber dilaporkan sering mengunjungi kedutaanbesar Israel di Kairo pada Mei 1999 dengan harapan mendapat beasiswa untuk belajar teknik nuklir di universitas Tel Aviv, kata MENA. Orang Mesir itu diperiksa di bandar udara Kairo sewaktu kembali dari Hongkong, kata jaksa tersebut, dengan menambahkan bahwa orang Irlandia itu tidak ditahan dan melarikan diri. Saber, dengan dua tersangka lain itu diadili tanpa kehadiran, akan menghadapi pengadilan keamanan tinggi Mesir, kata jaksa tersebut. Pada September lalu, Mesir mengumumkan melanjutkan kegiatan nuklir damainya setelah pembekuan 20 tahun dan mengatakan bermaksud membangun sedikit-dikitnya satu pembangkit listrik tenaga nuklir menjelang tahun 2020. Israel, yang secara berapi-api menentang kegiatan nuklir Iran, meskipun Teheran menyatakannya untuk penggunaan secara damai, diyakini menjadi satu-satunya kekuatan bersenjata nuklir di Timur Tengah dengan 200 hulu ledak. Baik kedutaanbesar Irlandia maupun Jepang di Kairo tidak segera bisa menegaskan berita tersebut. Jurubicara kedutaanbesar Israel Benny Sharoni mengatakan, "Semua itu kami ketahui dari media. Sampai sekarang, kami tidak memunyai keterangan resmi dari Mesir atas masalah ini." Pengadilan keamanan negara sudah melaksanakan satu sidang untuk tersangka mata-mata Israel, dengan satu orang Mesir di kursi pesakitan dan tersangka lain diadili tanpa kehadiran mereka. Mesir dan Israel menandatangani perjanjian perdamaian pada 1979.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007