kami tidak boleh diadudomba melawan polisi dan TNI, mereka saudara kita juga
Jakarta (ANTARA News) - Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Rizieq Syihab mengungkapkan demonstran 4 November tidak ingin ricuh dalam demonstrasi damai Jumat kemarin.

"Sebenernya kami bisa saja melawan, perang, tapi kami ini aksi damai, kami tidak boleh diadudomba melawan polisi dan TNI, mereka saudara kita juga, kami fokus pada kasus penistaan Alquran oleh Ahok (Basuki Tjahaja Purnama)," kata Rizieq kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.

Rizieq berdalih, aksi damai sesuai koridor hukum berdasarkan UU No 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.  Dia juga menilai aksi tidak melanggar peraturan Kapolri mengenai batas waktu penyampaian pendapat di depan umum pukul 18.00 WIB.

Jam demonstrasi yang melebihi tenggat waktu karena ada tuntutan massa yang tidak dipenuhi, kilahnya.

Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir mengatakan unjuk rasa yang melebihi pukul 18.00 itu karena perundingan delegasi massa dengan pihak Istana tidak berjalan dengan baik.

Perundingan, kata dia, dimulai dengan aspirasi juru runding GNPF-MUI untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo tetapi tidak dipenuhi Istana dan hanya ditemui wakil kepala negara. Kendati demikian, massa tetap dapat menahan diri untuk tidak ricuh.

Namun dalam proses perundingan, kata dia, seorang pria berbaju batik dan kaus putih hitam melakukan provokasi yang diikuti penembakan gas air mata.

Kericuhan kecil, kata dia, sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando tiba, antara massa yang "terprovokasi" dengan barikade polisi.

Dia mengungkapkan, FPI sendiri berusaha menjadi pagar pembatas antara massa tersebut dengan barikade polisi. Tidak lama setelah adzan Isya berkumandang, didapati petugas keamanan berupaya membubarkan massa dengan pasukan dan menembakkan gas air mata serta peluru karet.

Setelah ricuh, kata dia, massa meninggalkan Istana menuju Gedung MPR/DPR/DPD. Pukul 03.00 WIB, Sabtu, delegasi GNPF-MUI diterima wakil-wakil DPR. DPR memberikan jaminan akan menekan pemerintah untuk memenuhi janji menuntaskan dugaan penistaan agama.

Pukul 04.05 WIB, secara resmi GNPF-MUI membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh pernyataan Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir, "Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal meski ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai," kata dia.



Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016