Singapura (ANTARA News) - Film dari Indonesia, Filipina dan Singapura akan melakukan tayang perdana internasional mereka di Festival Film Internasional Singapura Ke-20 yang dibuka Rabu. Sembilan film akan diputar secara internasional untuk pertama kalinya, sedang 17 lainnya akan ditayangkan pada kegiatan 13 hari tersebut, kata penyelenggara. Di antara produksi Indonesia yang akan ditayangkan untuk pertama kalinya di luar Indonesia adalah "Betina", film independen arahan Lola Amaria tentang seorang gadis desa yang ingin bersatu kembali dengan ayahnya yang sudah berpisah. Film lainnya adalah "Koper" atau "The Lost Suitcase" garapan Richard Oh, yang mengisahkan seorang pegawai rendahan yang menemukan hidupnya berubah setelah menemukan sebuah koper. Para pembuat film Indie Filipina akan memutar "Image Nation (Imahe Nasyon)", yang juga akan melakukan debut internasionalnya. Film itu menuturkan kejadian 20 tahun setelah revolusi "Kekuatan Rakyat" yang menumbangkan diktator Ferdinand Marcos. Produksi Singapura, "The Changi Murals", besutan sutradara Boo Junfeng, akan tayang perdana internasionalnya dengan kisah tentang lima lukisan dinding yang mengubah kehidupan para tahanan perang semasa pendudukan Jepang. Garin Nugroho Lebih dari 300 produksi dari 40 negara akan ditayangkan pada festival itu, yang telah mengantarkan para pembuat film Asia menggapai sukses selama beberapa tahun terakhir, kata festival programmer Philip Cheah. Garin Nugroho, salah satu sutradara terkemuka Indonesia, merupakan contoh dari seorang talenta Asia yang telah memperoleh dukungan festival sejak masa awal karirnya sebagai sutradara, kata Cheah. Film arahan Garin, "Opera Jawa", akan menutup festival tahun ini. Diilhami cerita kepahlawanan "Ramayana", film itu menuturkan kisah mulai dari permasalahan cinta segitiga dalam sebuah keluarga (dengan tokoh Setyo, Siti, dan Ludiro) hingga masalah sosial, politik, dan perekonomian dimana rakyat kecil selalu menjadi korban. Garin juga telah memutar film dokumenternya "Serambi", tentang para korban yang selamat dari bencana tsunami 2004 di Aceh pada Festival Film Cannes. Film berdurasi 80 menit ini lolos seleksi Festival Film Cannes 2006 dalam kategori Un certain regard. Festival Singapura terus "mengikuti karirnya sejak debutnya," kata Cheah mengenai Garin. "Kami memberikan perhatian yang seksama mengenai bagaimana dunia perfilman Indonesia tumbuh". (*)

Copyright © ANTARA 2007