Kuching (ANTARA News) - Konsulat Jendral Republik Indonesia untuk Sarawak, Malaysia terus berupaya untuk mendorong produk UMKM Indonesia menembus pasar Malaysia.

"Kita akan terus membantu upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan UKM di Indonesia, salah satunya dengan berbagai kegiatan pameran produk UKM yang kita lakukan di Kuching, Malaysia," kata Konjen RI untuk Sarawak Malaysia, Jahar Gultom di Kuching, Malaysia, Minggu.

Pada kesempatan itu, dia mengungkapkan, pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini sangat memberikan perhatian kepada sektor industri kreatif dan Usaha KeciI Menengah (UKM) yang merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

Pada tahun 2015, jumIah UKM di Indonesia tercatat sebanyak 57,89 juta unit usaha, dan secara perekonomian Sektor UKM di Indonesia menyumbang 60,34 persen dari Gross Domestic Product (GDP) Indonesia, yang pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp11,540 Trinun atau USD 888,54 billion atau mewakiii 1,43 persen dari Perekonomian Dunia.

"Sektor UKM Indonesia juga merupakan sektor usaha yang menyerap tenaga kerja terbesar mencapai 95 persen dari angkatan kerja yang ada di Indonesia atau sejumiah 121 juta orang. Setiap tahunnya, Sektor UKM Indonesia bertumbuh rata-rata sebesar 4,5 persen," tuturnya.

Usahawan UKM Indonesia sudah terbukti merupakan sektor yang tangguh, bahkan merupakan back-up perekonomian Indonesia yang sangat kuat. Hal itu terbukti ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1998, dimana hampir sebagian besar perusahaan export-import, perbankan, retail, dan manufaktur terpengaruh akibat melambungnya nilai USD.

Namun, sektor UKM di Indonesia tidak terpengaruh, dan bahkan berkembang lebih pesat karena market di luar negeri beralih semua ke dalam negeri.

"Kekuatan UKM Indonesia menghadapi krisis ekonomi saat itu karena tiga hal yaitu, pertama, UKM Indonesia menghasilkan produk-produk konsumtif yang dekat dan diperlukan oleh sebagian besar masyarakat daIam negeri Indonesia sehingga tidak tergantung kepada pasar luar negeri," katanya.

Kedua, lanjutnya, UKM Indonesia umumnya menggunakan sumber daya lokal di Indonesia, mulai dari bahan baku, sumber daya manusia, dan pemasarannya. Ketiga, hampir sebagian besar UKM Indonesia tidak menggunakan bantuan kredit perbankan, sehingga pada saat krisis, ketika bunga kredit bank meningkat, UKM Indonesia tidak khawatir, dan dapat terus beroperasi.

Untuk menghadapi era globalisasi saat ini, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah resmi berlaku sejak 1 Januari 2016 tahun ini, dirinya bertekad untuk lebih memperkuat sektor UKM

"Pemerintah delah membantu UKM diberbagai bidang, antara lain dengan pemberian kredit perbankan, pemasaran produk, dan pemberdayaan UKM dengan mengikuti perkembangan teknologi (digitalisasi UKM), salah satunya pemasaran melalui e-commerce," kata Gultom.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016