Medan (ANTARA News) - Aksi penembakan secara membabi buta yang dilakukan oleh Cho Seung-Hui (23) yang menewaskan 35 orang dan belasan orang luka-luka di kampus Virginia Tech University, Amerika Serikat (AS), tidak ada kaitannya dengan jaringan teroris internasional, demikian Konsul AS di Medan, Sean Stein. "Ini bukan aksi teroris, biasanya kalau teroris ada tujuan yang gila dan tidak masuk akal," ujarnya, usai mengunjungi rumah duka Almarhum Partahi Mamora Lumbantoruan, Warga Negara Indonesia (WNI) yang turut menjadi korban penembakan, di Medan, Rabu sore. Menurut dia, Cho yang juga masih terdaftar sebagai mahasiswa kesusatraan Inggris di kampus itu mengalami gangguan jiwa, sehingga bisa melakukan tindakan apa saja tanpa tanggung jawab baik dengan mobil, pisau, atau pun racun terhadap dirinya sendiri atau orang lain kapan pun. Dewasa ini terdapat ribuan mahasiswa dari negara lain yang menuntut ilmu di AS dan tragedi di Universitas Virginia merupakan peristiwa yang tidak disangka dan amat disesalkan oleh semua pihak, khususnya pemerintah AS. Oleh karena itu, pemimpin pendidikan tinggi dan pejabat di AS berupaya untuk menjaga lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif untuk kegiatan belajar mengajar dan menimba ilmu bagi semua anggota masyarakat, mahasiswa dan cendikiawan mancanegara yang dinamis, katanya. Ia juga menilai, Partahi Mamora Lumbantoruan yang tewas dalam targedi itu merupakan anak yang baik dan juga mahasiswa yang tekun dan piawai dalam bidangnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007