Jakarta (ANTARA News) - Donald Trump diproyeksikan menang di Pennsylvania sehingga sejengkal lagi calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik ini memenangkan pemilihan presiden setelah masuk gelanggang Pemilu sebagai underdog namun tampil mengejutkan dengan memenangkan beberapa negara bagian kunci yang selama ini menjadi penentu kemenangan Pemilu.

Dengan menyapu 20 suara elektoral di Pennsylvania, maka Trump menutup peluang calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton menjadi wanita pertama yang berkuasa di Gedung Putih.

Trump kini sudah mengantongi 264 suara, hanya enam suara elektoral lagi untuk mencapai angka 270 yang menjadi batas minimal seorang calon presiden dinyatakan pemenang Pemilu Presiden.

Ini kali pertama sejak 1988 seorang calon presiden dari Republik bisa memenangkan Pennsylvania yang menandakan pesan Trump kepada warga kulit putih AS telah menjangkau kaum urban kulit putih.

Negara bagian yang masih belum bisa diproyeksikan hasilnya adalah New Hampshire, Minnesota, Arizona, Alaska, Wisconsin dan Michigan.

Trump sebelumnya merebut Ohio dari Demokrat, Negara bagian ini sejak 1944 selalu mendukung calon presiden yang akan memenangkan Pemilu.  Empat tahun lalu Ohio memilih Barack Obama.  Kunci kemenangan Trump di Ohio adalah membawa aspirasi keprihatinan ekonomi yang industri manufakturnya terancam gulung tikar.

Trump juga diproyeksikan menang di Florida, padahal Hillary yakin mendapat dukungan luar biasa dari warga Hispanik di negara bagian mengambang yang penting ini.

Trump juga diproyeksikan menang di North Carolina. Ini kemenangan kedua kali berturut-turut calon Republik di negara bagian yang kerap disebut cermin kemenangan kandidat di tingkat nasional ini, padahal Hillary dan Obama melakukan kampanye agresif di sini.

Tak hanya Donald Trump yang diproyeksikan menang, Partai Republik asalnya juga akan menjadi mayoritas di Kongres karena saat ini para wakil rakyat Republik sudah menguasai 50 kursi Senat (kurang satu lagi untuk menjadi mayoritas Senat), dan telah menguasai 233 kursi DPR dari batas minimal 218 kursi yang disyaratkan untuk menjadi mayoritas legislatif, demikian laman Washington Post.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016