Sofia, Bulgaria (ANTARA News) - Pemilu Presiden Bulgaria yang berlangsung hari ini diperkirakan akan dimenangkan bekas kepala staf angkatan udara yang bersahabat dengan Rusia, Rumen Radev, dan kemungkinan akan mengantarkan kepada bulan-bulan politik yang tidak menentu.

Pendatang baru di kancah politik, Radev mengampanyekan retorika anti-imigran dan argumentasi bahwa adalah kepentingan nasional negaranya mencari keseimbangan antara syarat-syarat keanggotaan Uni Eropa dengan hubungan yang lebih baik dengan Rusia.

"Sampai detik ini saya telah menerbangkan jet tempur Rusia. Saya luluskan sebuah akademi di AS. Tetapi saya seorang jenderal Bulgaria. Jati diri adalah Bulgaria," kata Radev menjelang Pemilu hari ini. Dia dihadapi oleh calon dari partai penguasa GERB, ketua DPR Tsetska Tsacheva.

Jajak pendapat terakhir menunjukkan Radev yang berusia 53 tahun yang didukung oposisi Sosialis, memimpin 10 persen melawan Tsacheva (58).

Radev diuntunghkan oleh ketidakpuasaan terhadap pemerintahan tengah-kanan pimpinan Perdana Menteri Boiko Borisov karena tidak mencapai kemajuan berarti dalam perang melawan korupsi.

Borisov berjanji mundur jika Radev menang. Jika ini terjadi maka politik di Bulgarai menjadi tidak stabil, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016