Wichita Falls, Texas (ANTARA News) - Pasar sangat bertaruh bahwa orang Amerika yang terpilih pekan lalu sebagai Presiden AS berikutnya akan memberlakukan kebijakan-kebijakan fiskal dan lainnya yang akan meningkatkan pertumbuhan AS dan inflasi, tapi setidaknya salah satu bankir bank sentral AS memberikan respon negatif.

Sejak Donald Trump dari Partai Republik terpilih sebagai presiden AS minggu lalu, imbal hasil (yield ) surat utang negara atau obligasi AS 10-tahun telah naik ke tingkat tertinggi sejak Januari.

Saham-saham telah naik ke rekor tertinggi, karena harapan bahwa Trump dan Kongres Partai Republik akan membuat undang-undang belanja infrastruktur, pemotongan pajak, dan deregulasi yang akan mendorong investasi dan perekrutan pegawai.

Trump juga telah menganut kebijakan untuk membatasi imigrasi, yang secara historis mencatat kontribusi penting terhadap pertumbuhan tenaga kerja AS, dan mendongkrak tarif pada mitra-mitra perdagangan termasuk Meksiko dan Tiongkok.

"Ada beberapa kebijakan potensial yang akan menjadi positif untuk PDB; ada beberapa kebijakan potensial yang mungkin negatif untuk PDB; dan saya tidak tahu yang mana, juga negara mana," Presiden Fed Dallas, Robert Kaplan mengatakan kepada wartawan pada Senin, di kubu Partai Republik ini, di mana pemilih Trump melampaui pendukung Clinton tiga berbanding satu.

Kaplan telah berulang kali menyerukan kebijakan-kebijakan ekonomi luas yang dapat mengambil alih dari kebijakan moneter sebagai pendorong utama untuk pertumbuhan AS.

Namun dia juga mengatakan bahwa perdagangan mendorong pertumbuhan lapangan pekerjaan AS, dan imigrasi adalah cara penting untuk meningkatkan angkatan kerja dan output ekonomi.

Ia mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi terlalu singkat untuk memiliki dampak pada pandangan kebijakan moneter yang tepat.

"Ini belum memiliki implikasi untuk apa yang mungkin atau tidak mungkin - itu memberi saya rasa apa yang pasar sedang pikirkan," dia mengatakan.

Ia menambahkan bahwa dia berpegang pada pandangan saat ini bahwa ekonomi AS mungkin akan tumbuh sekitar dua persen tahun depan, dan bahwa adalah "tepat" bagi The Fed untuk segera menaikkan suku bunga.

"Saya pikir Anda akan melihat kami dalam waktu dekat menghapus beberapa (kebijakan) akomodasi," kata Kaplan. The Fed akan bertemu pada Desember, dan secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016