Mahyuddin berbagi pengalamannya dalam merintis karir di dunia pemerintahan hingga akhirnya menjabat sebagai Waka MPR 2014-2019.
"Sejujurnya saya secara fasilitas itu tidak memadai, tapi satu bekal saya itu, kepercayaan diri," kata Mahyuddin d hadapan ratusan peserta yang sebagian besar berasal dari kalangan mahasiswa sejumlah universitas di Samarinda itu.
"Ini masukan buat generasi muda, hidup harus optimis. Kalau tidak optimis mana bisa jadi orang (sukses)," ujarnya menambahkan.
Mahyuddin mengaku berharap di antara peserta sosialisasi akan ada bibit-bibit tokoh nasional yang di kemudian hari dapat turut menimbulkan kebanggan bagi masyarakat Kaltim.
"Saya harap ke depan ada orang Kaltim yang bisa jadi Wapres, makanya kemarin ketika Isran Noor mau maju ya saya dukung juga," ujarnya.
Di sisi lain, mantan Bupati Kutai Timur itu juga mengomentari masalah disparitas pembangunan antara pusat dengan daerah yang juga dirasakan di Kaltim.
"Kaltim memang daerah yang kaya akan sumber daya alam, tetapi memang terasa juga terjadi disparitas pembangunan," katanya.
"Hanya saja harus dipahami bahwa disparitas ini bukan persoalan Jawa dengan Luar Jawa, karena jika anda lihat di kota-kota selain kota-kota besar di Jawa juga ada disparitas pembangunan. Makanya saya sebut disparitas itu antara pusat dan daerah, daerah di luar kota-kota utama di Jawa," ujarnya menambahkan.
Oleh karena itu diperlukan mata rantai pembangunan yang erat dan menyeluruh sebarannya ke seluruh Indonesia, demi memenuhi cita-cita keadilan sosial.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2016
