Bahkan, dia ingatin kalau saya mau shalat. 'Kak shalat, Kak'."
Jakarta (ANTARA News) - Kakak angkat petahana Calon Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Andi Analta, mengatakan bahwa status Ahok yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri tidak berarti menunjukkan bahwa adiknya bersalah dalam kasus dugaan penistaan agama.

"Kita prihatin karena terzalimi, tapi soal keputusan pasti harus menerima, walaupun pahit. Jadi tersangka itu kan bukan berarti bersalah," kata Andi saat dirinya menyambangi pusat kegiatan kampanye Ahok dan Djarot Saiful Hidayat di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu.

Andi datang ke Rumah Lembang sekitar pukul 12.30 WIB dengan sorban khas di kepalanya, namun sayangnya tidak bertemu dengan Ahok yang sudah bertolak pukul 12.00 WIB untuk berobat gigi.

Ia pun menyatakan tidak kecewa dengan penetapan Ahok sebagai tersangka, dan menganggap keputusan Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Mabes Polri) pimpinan Komisaris Jenderal Pol Ari Dono Sukmanto tersebut sebagai kebijakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Meski demikian, Andi bercerita bahwa Ahok telah siap mental dengan segala pilihan, bahkan jika dipenjara sekalipun. Ia meyakini bahwa Ahok tidak pernah melakukan kesalahan terkait tuduhan penistaan agama.

"Kalau ada plesetan Ahok ke agama, hal paling ekstrem adalah kehadiran saya bahwa gak mungkin kakaknya yang punya agama, dia nistakan. Bahkan, dia ingatin kalau saya mau shalat. 'Kak shalat, Kak," ungkapnya, mengutip kebiasaan Ahok terhadap dirinya.

Andi mengungkapkan bahwa Ahok sangat menghormati orangtua angkatnya yang beragama Islam dengan mencopot sepatu saat berziarah ke kuburan.

Selain itu, Ahok pun diceritakan selalu mengunjungi seorang nenek tunanetra di Belitung yang sebatang kara. Sifat Ahok yang hobi menolong orang ini, menurut Andi, merupakan didikan dari sang ayah angkat.

Bareskrim Mabes Polri resmi menetapkan  Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai tersangka kasus penistaan agama terkait ucapan yang dilontarkan saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016