Bontang, Kalimantan Timur (ANTARA News) - MPR RI melanjutkan rangkaian kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Aula Kelurahan Berbas Tengah, Bontang, Kalimantan Timur, Kamis, dengan peserta ratusan nelayan yang tergabung dalam Dewan Perwakilan Daerah Federasi Nelayan Indonesia (DPD-Fenelindo) Kota Bontang.

Menurut Wakil Ketua MPR, Mahyudin, yang membuka kegiatan tersebut, dengan menyentuh kalangan nelayan sebagai peserta, MPR berupaya menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat dalam upaya menggali kembali wawasan kebangsaan Indonesia.

"Biasanya kan kita lebih ke anak sekolah dan mahasiswa, tetapi kan kita tidak boleh kecolongan karena semua elemen masyarakat harus memperoleh pemahaman yang sama tentang empat pilar ini, jangan sampai nanti ada yang terlewat sehingga rawan terkena paham-paham berbahaya seperti radikalisme," kata Mahyudin.

"Jadi sekarang ini semua lapisan masyarakat, tidak melihat dia nelayan, petani, buruh atau apapun itu, harus bisa tersentuh Sosialisasi Empat Pilar MPR," ujarnya menambahkan.

Lewat Sosialisasi Empat Pilar MPR diharapkan para nelayan juga bisa menjaga keluarga mereka dari pengaruh paham-paham berbahaya.

Di sisi lain, lewat Sosialisasi Empat Pilar MPR para nelayan juga diharapkan menumbuhkan kesadaran dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengingat jalur laut rawan menjadi celah penyelundupan.

"Memang untuk pertahanan semesta itu diutamakan pemahamannya bagi nelayan-nelayan perbatasan, di sini kan bukan. Tetapi memang nelayan sini juga harus punya tanggung jawab untuk menjaga NKRI terutama di wilayah laut kita tidak mudah dimasuki oleh orang asing," katanya.

"Karena memang jalur laut ini termasuk daerah rawan untuk penyelundupan, baik itu berupa komoditas seperti beras dan gula, atau yang paling berbahaya itu narkoba," ujarnya menambahkan.

Dengan pemahaman Empat Pilar MPR, lanjut Mahyudin, diharapkan para nelayan lebih partisipatif dalam bentuk pelaporan kepada pihak berwajib jika menemukan indikasi penyelundupan.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016