Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diwakili Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengunjungi seluruh keluarga korban aksi terorisme di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat.

Abdul Rahman didampingi Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamidin juga meninjau langsung tempat kejadian peristiwa, yakni Gereja Oikumene.

"Keluarga besar BNPT sangat bersimpati atas kejadian ini dan berharap agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," kata Abdul Rahman ketika berada di rumah keluarga Intan Olivia Banjarnahor di Jalan Jati III, Samarinda Sebrang, sebagaimana dikutip dalam siaran pers.

Intan Olivia (3) adalah satu dari empat bocah yang menjadi korban aksi teror pada 13 November lalu. Intan yang sempat dirawat di rumah sakit akhirnya meninggal dunia.

Abdul Rahman juga memberikan santunan kepada orang tua Intan, Anggiat Banjarnahor (33) dan Diana Susanti boru Sinaga (32), yang pada kesempatan itu didampingi keluarga besarnya.

"Jangan dilihat nilainya. Semoga santunan ini bisa bermanfaat bagi keluarga," kata Abdul Rahman tanpa menyebutkan jumlah sumbangan yang diberikan.

Terkait anak-anak lain yang juga menjadi korban dan mengalami cedera, ia mengatakan mereka harus mendapatkan penanganan psikologis karena bagaimanapun peristiwa itu memiliki dampak negatif terhadap kehidupan mereka.

Ia menambahkan, sebagai instansi pemerintah yang bertugas menanggulangi terorisme, BNPT dari waktu ke waktu terus berusaha untuk mencegah terjadinya aksi terorisme. Namun disayangkan, teroris terus bergerilya dan nekat melakukan tindakan-tindakan teror termasuk terhadap anak anak yang tak berdosa.

Orang tua Intan, Anggiat Banjarnahor, menyampaikan bahwa kejadian itu hingga saat ini masih menyimpan rasa sakit yang dalam di jiwa keluarganya sehingga ia belum bisa menerima.

"Namun apa boleh buat takdir Tuhan menyatakan demikian sehingga ia harus pergi dari kami walaupun kami sangat mencintainya. Intan sudah berumur dua tahun lebih dan sedang lucu-lucunya, karena itulah kami sangat terpukul," kata dia.

Anggiat menyatakan kedatangan keluarga besar BNPT sungguh sangat berarti dan menghibur perasaannya dan juga keluarganya.

"Karena itu kami menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya dan berharap agar kejadian yang menimpa Intan sudah yang terakhir di Indonesia," ujarnya.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016